Kebangkitan Musuh Islam
Akhir-akhir ini muncul isu bahwa musuh Islam sudah mulai bangkit. Sekalipun isu dimaksud belum jelas, tetapi sudah banyak tokoh Islam mulai khawatir, jangan-jangan benar. Akhirnya banyak diskusi, bagaimana menghadapi ancaman itu. Islam harus aman, jangan sampai ada musuh dari manapun dan dalam bentuk apapun.
Yang disebut musuh Islam itu, selain orang-orang kafir, musrik, dan munafiq, disebut-sebut adalah organisasi terlarang, yaitu Partai Komunis Indonesia yang sudah lama dibubarkan oleh pemerintah. Ditengarai bahwa pada akhir-akhir ini sudah muncul tanda-tanda kebangkitan itu. Misalnya, sudah ada orang yang mulai berani membawa dan bahkan menjual belikan lambang-lambang PKI.
Partai komunis Indonesia sudah lama dibubarkan dan sudah menjadi musuh bersama di negara ini. Karena dalam sejarahnya, partai yang mengaku tidak mengakui adanya Tuhan ini beberapa kali telah melakukan pemberontakan untuk menjadikan negara ini sebagai negara komunis. Umat Islam dianggap sebagai musuh. Dalam sejarahnya, banyak kyai dan tokoh Islam dibunuh, karena dipandang sebagai penghalang atas cita-cita mereka itu.
Mungkin yang perlu dipertanyakan adalah mengapa organisasi yang sudah dilarang dan bahkan segala pintu untuk bangkit kembali sudah ditutup rapat-rapat, tetapi ternyata masih ada tanda-tanda bangkit kembali. Padahal di negara asal tumbuhnya komunis, yaitu di Rusia sendiri sudah runtuh. Agama yang semula di negara tersebut dilarang, sekarang tumbuh bebas. Di Kazan misalnya, tidak sedikit pejabat penting di wilayah itu beragama Islam. Bahkan di pusat kota Moskow telah berdiri masjid besar yang mampu menampung ribuan jama’ah.
Pertanyaan penting yang perlu jawaban adalah mengapa di negara tempat lahirnya komunis sendiri sekarang tidak berkembang dan bahkan bubar. Sebaliknya, di negara tersebut mulai ada tanda-tanda, mereka kembali pada agama. Paling tidak tempat ibadah sudah mulai tumbuh kembali. Keadaannya bertolak belakang di Indonesia. Partai ini sudah dilarang dan tidak diberi pintu untuk tumbuh tetapi disebut-sebut mulai ada tanda-tanda akan bangkit Kembali.
Tentu tidak mudah menjawabnya. Bisa jadi di Rusia orang telah merasakan bahwa dengan komunis cita-citanya untuk meraih kesejahteraan, keadilan dan kedamaian ternyata gagal. Atas kegagalan itu mereka mencari alternatif baru. Agama di antaranya dipandang menawarkan jawaban itu. Sebaliknya di Indonesia, komunis belum merasakan gagal, dan sebaliknya belum percaya bahwa Islam adalah konsep hidup yang benar dan mampu mengantarkan cita-cita yang diinginkan.
Islam adalah agama yang benar, menyelamatkan, dan indah belum dipercaya oleh orang-orang komunis. Keyakinan itu baru dimiliki oleh umat Islam sendiri. Orang yang belum tahu ajaran Islam, menganggapnya sebagai ajaran yang justru mengganggu untuk meraih cita-citanya. Itulah sebabnya, agama disebut sebagai candu masyarakat. Meyakinkan bahwa Islam itu adalah jalan yang benar juga bukan pekerjaan mudah.
Dua tahun terakhir ini, saya melakukan perjalanan dakwah ke beberapa negara. Tidak kurang dari 15 negara yang saya kunjungi. Saya datang ke Malaysia, Singapura, Jepang, Belanda, Belgia, Jerman, Perancis, Selandia Baru, Amerika Serikat, Rusia, Australia, California, hingga ke Amerika Latin. Dalam berdakwah tersebut, saya memperoleh pengetahuan tentang bagaimana Islam dipahami oleh orang yang belum banyak mengenalnya.
Di Jepang misalnya, ketika bertemu beberapa guru besar di kampus mereka, dan mencoba mengenalkan Islam segera direspon negatif. Bagi mereka ber-Islam sama artinya dengan memasuki dunia yang kaya masalah. Mereka menyebutnya bahwa tanpa Islam hidupnya sudah damai, sejahtera, dan aman. Mereka mengatakan dengan ber-Islam pasti akan memiliki banyak musuh. Orang Islam menurut yang mereka lihat, suka bermusuhan dan bahkan berperang.
Mereka juga menyebut, negara-negara yang penduduknya banyak beragama Islam selalu ribut, banyak perang, ilmu pengetahuannya tidak maju, dan begitu pula ekonomi, pendidikan dan lain-lainnya. Juga ada yang mengatakan bahwa agama hanya penting bagi masyarakat yang masih terbelakang. Orang beragama disebut mengenal tuhan, tetapi siapa yang dimaksud dengan istilah tuhan yang sebenarnya juga tidak bisa menjelaskan.
Melalui pengalaman berdakwah tersebut, ternyata Islam belum dipahami oleh banyak orang secara benar. Sebaliknya, agama justru dianggap menjadikan masyarakat terbelakang. Mereka melihat banyak negara yang masyarakatnya beragama Islam justru kaya konflik dan bahkan perang.
Memperhatikan hal tersebut, hal yang perlu disadari oleh umat Islam sendiri, Islam harus ditampakkan indah lewat perilaku umatnya. Umat Islam tidak boleh tampak terbelakang, tetapi harus maju dan modern mengikuti perkembangan zamannya. Jika demikian, musuh Islam bisa disebut berasal dari dua arah, yaitu dari dalam diri sendiri dan juga dari luar. Kedua-duanya tidak mudah dihadapi.
Menyelesaikan musuh dari dalam, artinya berusaha memperbaiki diri sendiri, adalah bukan pekerjaan mudah. Menjadikan umat islam bersatu dan tidak saling berselisih misalnya, ternyata belum pernah berhasil. Ketika menyebut bahwa bersatu itu adalah keharusan, bersamaan itu pula mereka sedang berselisih. Begitu pula, menghadapi musuh dari luar, yaitu ideologi komunis. Sebagai ideologi tidak pernah mati. Itulah sebabnya jika akhir-akhir ini disebut telah ada tanda-tanda kebangkitan, sebenarnya bukanlah hal aneh. Wallahu a'lam.
Prof. Dr. Imam Suprayogo
Guru Besar UIN Malang
Ketua Dewan Pakar Tazkia IIBS