Belajar dari Jantung: Meneladani Ciptaan Allah dalam Diamnya yang Berdenyut
Banyak orang sering memaknai nikmat sebatas dalam bentuk materi, jabatan, atau penghargaan. Manusia sering tertipu oleh kehidupan dunia. Kita sibuk mengejar nikmat yang tampak seperti rumah mewah, mobil megah, jabatan tinggi, atau harta melimpah. Padahal, salah satu nikmat terbesar dan sering kita lupakan adalah jantung yang berfungsi dengan sempurna. Ia bekerja tanpa kita sadari, sejak kita dalam kandungan hingga ajal kita menjemput. Tanpa jantung, semua nikmat dunia tidak ada artinya. Renungkanlah, siapa yang memompa darah dari ujung kepala hingga ujung kaki, Siapa yang bekerja 24 jam sehari tanpa henti, tanpa istirahat, Ia adalah jantung.
Dalam rahim ibu, ketika ruh ditiupkan oleh malaikat atas perintah Allah, terdapat organ pertama yang menunjukkan tanda kehidupan dalam ilmu kedokteran yakni jantung. Saat itu, belum ada pendengaran, belum ada pengelihatan , bahkan belum ada bentuk sempurna dari tubuh kita, namun jantung kita telah berdetak. Sebegaiman Allah pernah menyampaikan dalam firmannya dalam surah Al-Mu’minun ayat 14:
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ، ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا، ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ، فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
"Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al-Mu’minun: 14)
Rasulullah juga pernah menyampaikan kepada kita tentang penciptaan manusia:
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nutfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama itu juga. Lalu diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan mencatat empat perkara: rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan apakah ia menjadi orang yang celaka atau bahagia. Maka demi Allah, tidak ada tuhan selain Dia ……” (HR. Bukhari no. 3208 dan Muslim no. 2643)
Jantung mengawali kerja organ tubuh lainnya, baru kemudian membentuk sistem pendengaran dan penglihatan. Di dalam ilmu kedokteran jantung mulai terbentuk di minggu 3 kehamilan kemudian mulai berdetak dan memompa darah di minggu ke 4. Selanjutnya mulai terbentuk organ pendengaran di minggu 4 dan organ pengelihatan di minggu 5. Allah subahanahu wata’ala berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikanmu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur."
Jantung bekerja tiada henti, bekerja dalam hening dan kesunyian tidak satupun orang mengetahuinya bahkan empunya tidak menyadari kalau organ kehidupan ini terus berbakti seolah tunduk patuh pada perintah Rabnya. Kerja jantung tidak tampak kasat mata, namun kehadirannya dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh sel tubuh sebagaimana manfaat matahari untuk alam semesta. Jantung seolah mengajari kita untuk tetap bekerja untuk memberi manfaat, tidak perlu menunggu motivator, tidak pula berharap pujian dan pengakuan dunia, karena tanpa itu semua Allah dan Rosulnya serta orang mukmin melihat apa yang telah kita kerjakan, Allah berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 105 :
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
Kondisi apapun tidak mempengarui jantung untuk bekerja. Sedih dan bahagia empunya tidak mematahkan pengabdian jantung untuk berdetak dan akan selalu mengiringi setiap situasi kehidupan, sebagaimana pertanyaan Skeeter Davis dalam lagu “The end of The world” : Why does my heart go on beating. Disini ada bisikan jantung dalam telinga kita, tetaplah berbuat memberi manfaat dalam setiap kondisi baik sempit maupun lapang.
Jantung hanya seukuran kepalan tangan, namun jantung memiliki struktur yang luar biasa rumit dan kompleks. Ia memiliki empat ruangan yakni atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melaui 3 daun katup trikuspit, lalu dipompa ke paru-paru melintasi 3 daun katup pulmonal. Setelah mengambil oksigen, darah bersih masuk ke atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri melalui 2 daun katup mitral dan dipompa ke seluruh tubuh oleh ventrikel kiri melewati 3 daun katup aorta. Satu jantung memiliki 11 daun katup, aahhh… jadi teringat kisah nabi Yusuf AS dan 11 saudaranya, tapi penulis tidak berani menganalogikan karena belum mampu menarik filosofinya.
Jantung memiliki sistem listrik mandiri yang berpusat pada sinoatrial node (SA node) sebagai "generator utama", lalu aliran impuls menyebar melalui AV node, bundle of His, dan serabut Purkinje dan berakhir di sel miokard sehingga jantung bisa memulai aktifatasnya sebagai pompa, semua bekerja dalam harmoni walaupun tanpa kita sadari. Sistem kelistrikan ini berjalan teratur dari satu sumber impuls yaitu SA node yang akan menghasilkan kerja jantung secara benar dan sempurna. Semuanya tunduk pada sistem yang telah Allah ciptakan. Bila sumber impuls tidak lagi berasal dari SA node maka kerja jantung tidak teratur yang disebut aritmia, situasi aritmia tidak mampu menghasilan kerja jantung yang baik bahkan dapat menyebabkan terhentinya kerja jantung dan kematian. Jantung memberikan contoh kepada kita bahwa menjalani kehidupan berpeganglah pada satu pedoman hidup yang paling tinggi dan sempurna yaitu Allah agar kehidupan berjalan baik dan sempurna, bukan ajaran lain yang akan menimbulkan petaka dan kehancuran ibarat aritmia dalam jantung. Allah berfirman :
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai …….”
Jantung memiliki pembuluh darah coroner yakni RCA (Right Coronary Artery), LAD (Left Anterior Descending), dan LCX (Left Circumflex), saluran pipa kecil yang memberi makan jantung itu sendiri. Pembuluh dari ini harus kita jaga jangan sampai mengalami penyempitan yang akan berakibat menurunnya asupan nutrisi dan oksigen ke jantung dengan cara meneladani hidup sehat Rosulullah. Kita harus adil untuk memberikan hak kepada semua organ tubuh yang menjadi haknya. Bila salah satu koroner tersumbat, jantung dapat terhenti, seluruh aktifitas sel tubuhpun terdiam kaku.
Di dunia ini, tidak ada mesin buatan manusia yang mampu bekerja tanpa henti seperti jantung manusia. Inilah maha karya agung Sang Pencipta. Sejenak kita merenungkan bahwa jantung kita umumnya berdetak normalnya antara 60-100 kali per menitnya. Ambillah rata-rata 80 kali/menit, jika usia sifulan 50 tahun, maka sudah berapa banyak jantung ini berdenyut.
· 80 x 60 = 4.800 kali per jam
· 4.800 x 24 = 115.200 kali per hari
· 115.200 x 365 = 42.048.000 kali per tahun
· 42.048.000 x 50 = 2.102.400.000 kali dalam 50 tahun
Bayangkan! Lebih dari dua miliar kali jantung berdetak tanpa henti, tanpa kita perintah, tanpa kita sadari. Jika satu denyut saja terlambat, kita bisa pingsan. Jika berhenti, kita bisa meninggal dunia. Andaikan jika Allah menarik biaya 1 rupiah saja setiap detaknya, maka berapa banyak yang harus kita bayarkan hanya untuk denyut jantung kita, minimal 2.102.400.000 x Rp1 = Rp2.102.400.000
Lebih dari dua miliar rupiah hanya untuk jantung. Bagaimana dengan nikmat oksigen yang kita hirup setiap hari, nikmat paru-paru, otak, ginjal, mata dan organ tubuh kita lainnya. Allah tidak minta bayaran itu semua, maka seharusnya kita selalu bersujud dalam syukur setiap saat.
Allah subahanahu wataala mengingatkan kita dalam ayatnya dalam surat Ar-Rahman dan mengulaginya sebanyak 31 kali:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Selain itu, jantung kita setiap memompa atau yang di dunia kedokteran dikenal sebagai stroke volume, jantung kita bisa megeluarkan darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh sekitar 75 cc darah per detaknya. Jika dengan usia kita di 50 tahun, maka sudah berapa banyak jumlah darah yang sudah dialirkan oleh jantung.
75 cc x 2.102.400.000 = 157.680.000.000 cc = 157.680.000 liter
157.680.000 liter, ini setara dengan 63.072 truk tangki air kapasitas 2.500 liter. Semuanya dilakukan oleh jantung dalam tasbih, Ini bukan kerja biasa, ini mukjizat biologis yang Allah sematkan dalam diri tubuh kita sebagai manusia. Dari darah yang ia pompa, jantung hanya mengambil sedikit sekali, hanya sekitar 5% untuk kepentingan jantung sendiri melewati arteri koroner. Sisanya ia kirim untuk ke semua organ lain. Jantung tidak tamak, bila jantung serakah mengambil semua darah yang melaluinya atau mengambil berlebihan atau menumpuknya jantung akan sakit (yang disebut gagal jantung), ketamakan tidak akan menambah sehat dan juga tidak akan bertambah kaya bila dikehidupan dunia
Dari jantung ini kita bisa mengambil hikmah bahwa dalam setiap rezeki yang kita terima, jangan semua kita ambil, ada hak orang lain yang harus kita salurkan salah satunya melalui shodaqah, infaq, zakat kepada yang berhak menerimanya sebagaimana firman Allah dalam surah Az-Dzariyat ayat 19:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
"Dan pada harta mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian."
Dan Rasulullah juga mengingatkan kepada kita bahwa:
"Bukanlah seorang mukmin yang kenyang sementara tetangganya lapar." (HR. Bukhari)
Dengan segala kompleksitas jantung di dalamnya, Jantung tetap mampu memisahkan darah bersih dan darah kotor dengan sempurna melalui sekat pembatas interatrial dan intervetrikel. Bila ada kebocoran septum/pemisah antar serambi/bilik jantung kanan dan kiri, bisa terjadi pencampuran. Sedikit kebocoran bisa ditoleransi bila darah bersih memasuki ruang darah kotor, seperti ketika orang bersih/baik memasuki perkampungan buruk tapi masih ada banyak kebaikan, orang-orang baik bisa memperbaiki dan menetralkan keburukan tersebut. Namun jika bocor besar dan terjadi aliran darah yang terbalik yang di dalam dunia kedokteran kita kenal sebagai Eisenmenger Syndrome, maka dapat menjadikan kondisi menjadi fatal karena darah kotor masuk ke sistem bersih yang dapat mengotori seluruh darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan meracuninya. Ini mengajarkan kita untuk memisahkan haq dan batil dalam hidup. Jangan biarkan kejahatan merusak kebaikan. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqoroh ayat 42:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).”
Jika manusia ditantang untuk membuat mesin sekecil jantung dengan fungsi sebanyak itu, siapa yang sanggup? Ini bukan karya manusia, ini adalah karya Sang Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla supaya kita dapat mengenali kebesaran dan kekuasaan Allah. Allah berfirman dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 21:
وَفِي أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
"Dan pada diri kalian terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah), maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
Di sisi lain, sebagian bayi lahir dengan kelainan jantung bawaan: ada celah lubang di antara atrium, celah lubang di antara ventrikel, ada pembuluh terbalik, ada katup yang tidak menutup sempurna. Mengapa Allah menciptakan demikian? Untuk kita berpikir dan mengambil pelajaran. Allah berfirman dalam Surah Ali-Imron ayat 6:
هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana Dia kehendaki. Tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana"
Jantung tidak pernah bicara tidak bergeser dari tempatnya, tapi dengannya dan dengan kehendak Allah kita tetap hidup. Ia tersembunyi, tapi jasanya menyentuh setiap bagian tubuh. Aktifitas jantung hanya tasbih, mengingat Allah dalam setiap denyutnya, suatu tujuan mulia yang diimpikan setiap orang untuk bisa mengingat Allah sejalan dengan detak jantung dan seirama dengan deru nafasnya. Oleh karena itu, Jagalah jantung kita. Bukan hanya secara Kesehatan fisik, tapi juga secara spiritual: hindari iri, dengki, sombong, dan kufur yang mengganggu Kesehatan jantung. Jangan tunggu sakit untuk bersyukur. Jangan tunggu tua untuk bertindak. Gunakan setiap detak jantung sebagai momentum ibadah dan amal kebaikan untuk memulai belajar menjadi jantung.
Oleh : Dr. dr. Suryono, Sp.JP(K), FIHA, FasCC - Intervensionis Kardiologi FK UNEJ/RSD dr.Soebandi Jember Walisantri Hazhiyah Khanza Alifah