Thursina IIBS Gaungkan Kepemimpinan Santri Lewat Program Leadership Camp

 Program inspiratif terus digaungkan di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS), salah satunya melalui Leadership Camp, sebuah agenda pembinaan yang dirancang untuk membentuk karakter kepemimpinan santri sejak dini. Program menjadi langkah strategis untuk menyiapkan santri menghadapi tantangan masa depan, baik di lingkungan pesantren maupun di masyarakat luas.

Ustadz Hendika Wicaksana, S.Pd, Koordinator Thursina Student Association (TSA) dan Leadership memaparkan, program dapat membentuk fondasi kepemimpinan santri sejak usia produktif. Mereka dibekali nilai-nilai, keterampilan, dan karakter dasar pemimpin. Seluruh santri, baik putra maupun putri, mengikuti kegiatan tersebut.

 

Leadership Camp di Thursina IIBS akan dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang. Ada tiga tingkatan dalam programnya: basic (dasar), intermediate, dan advance. Setiap level memiliki materi berbeda. Pada tingkatan dasar, santri mengikuti rangkaian kegiatan yang mencakup seminar kepemimpinan, worksheet interaktif, hingga penugasan sebagai bentuk penilaian partisipasi. Materi yang diberikan pun beragam, mulai dari self-skill & management (pengelolaan diri dan emosi), time management, hingga pengenalan konsep leadership dan organisasi.

 

Tidak hanya teori, santri juga diajak mengembangkan kemampuan sosial lewat sesi outbond. Kegiatan didesain untuk menanamkan etika sosial dasar, komunikasi santun, kerja sama dan empati antar sesama. “Aktivitas fisik dalam outbond melatih psikomotorik dan kinestetik mereka. Di situlah benih kepemimpinan mulai terbentuk,” jelas Ustadz Hendika.

Tidak kalah menarik adalah Pelatihan Baris-Berbaris (PBB) yang mendatangkan pelatih dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Materi disiplin, ketaatan pada instruksi, dan ketegasan menjadi bagian penting dalam sesi itu. Menurut Ustadz Hendika, PBB bukan hanya soal baris, tapi pelatihan karakter dan mental yang kuat.

 

“Kegiatan tingkat dasar ini dilaksanakan di lingkungan sekolah. Untuk level intermediate dan advance, kegiatan berpotensi dilaksanakan di luar sekolah agar suasana dan tantangan semakin kaya,” imbuhnya.

Leadership Camp menjadi bagian kegiatan monumental, sebuah proses jangka panjang yang membekas dan berdampak luas. Ustadz Hendika berharap, jiwa kepemimpinan santri tidak hanya terlihat saat di pesantren, tetapi juga saat mereka kembali ke masyarakat. Spirit RECODING (Religious, Caring, Open-Minded, dan Inspiring) menjadi nilai yang terus dihidupkan dalam keseharian mereka. (sls/lil)

Share this post