Unggulkan Media Berbasis Siniar, Guru Thursina IIBS Raih Juara dalam Lomba Guru Kreatif 2022
Menghadirkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif merupakan tantangan bagi seorang guru. Melalui kreatifitasnya dalam mengolah media pembelajaran, asatidz Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) berhasil meraih juara ke dua dalam Lomba Guru Kreatif 2022 Kategori SMA/SMK Sederajat di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Adalah Ustadzah Dian Asmi Setoningsih, M.Pd., melalui inovasi siniar atau lebih akrab disebut podcast sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris. Dirinya tidak hanya berhasil unggul dari puluhan peserta lainnya, namun sekaligus menunjukkan kualitasnya sebagai seorang guru.
Ustadzah Dian menjelaskan, bahwa pada abad ke 21 ini guru dituntut untuk fokus mengembangkan kerangka berpikir berbasis teknologi. Lebih dikenal dengan Technological Pedagogic Content Knowledge (TPACK). Maka media pembelajaran yang digunakan harus mendukung proses ini. Selain itu, guru juga harus jeli melihat media baru mana saja yang sedang digandrungi oleh peserta didik. Dengan begitu, proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan menyenangkan.
“Saya mengunggulkan media siniar untuk mengakomodir para siswa to have listening and speaking practice individually and confidently. Sehingga siswa lebih tertantang untuk mengerjakan tugas speaking dengan sebaik mungkin karena karya mereka akan didengar oleh banyak orang,” jelasnya.
Selama proses persiapan lomba, Ustadzah Dian mengaku tidak ada kendala yang berarti. Sebab, secara umum video praktik mengajar yang dikumpulkan untuk lomba ini adalah praktik mengajar di kelas secara nyata yang dilakukan. Meskipun begitu, dirinya tetap menyiapkan dengan sebaik mungkin. Mulai dari editing video inovasi media atau mengajar, menyiapkan portofolio prestasi, hingga persiapan wawancara dan prestasi.
“Peserta lain juga memberikan inovasi yang beragam. Mulai dari penggunaan flash card, aplikasi untuk kuis, juga video peraga lainnya. Alhamdulillah, semuanya adalah hal-hal yang sebenarnya bisa kita temukan di kegiatan belajar mengajar Thursina sehari hari,” ungkapnya.
Kedepannya, ustadzah Dian menargetkan untuk bisa berpasrtisipasi dalam perlombaan yang lebih beragam. Utamanya pada perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baik yang bersifat olimpiade, karya inovasi, dan lain sebagainya. Melalui beragam perlombaan ini, dirinya menyadari bahwa sudah banyak inovas-inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan. Sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menantang dan berarti.
“Event seperti ini bisa menjadi parameter untuk mengukur sejauh mana guru bisa show their best teaching practice untuk murid di zaman sekarang yang sangat dinamis. Karena, memang tidak selamanya mendengarkan guru berceramah di depan kelas merupakan cara mendapatkan ilmu yang terbaik,” tutupnya. (nai/lil)