Understanding the Importance of Creative Thinking, Tazkia IIBS Malang Conducts a Workshop on Mindsetting
Berbicara tentang profesional maka sudah semestinya juga berbicara tentang pola pikir. Pola pikir inilah yang menjadi salah satu alat dalam penentuan kesuksesan seorang profesional. Bahkan, tidak hanya seorang profesional saja yang harus memiliki pola pikir yang baik, namun hampir di semua pekerjaan sebaiknya menerapkan pola pikir yang baik. “Pola pikir yang baik itu adalah pola pikir enterpreneur untuk semua orang,” jelas Dessy Aliandrina, Ph. D pemateri mengawali acara Mindsetting Wokrshop untuk kelas X SMA Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang pada sabtu (18/11) lalu.
Setiap orang membutuhkan pola pikir enterpreneur ini, lanjut Dessy, karena dengan itu dapat menghasilkan produk yang kreatif dan berbeda. Berbicara tentang pola pikir enterpreneur juga berbicara tentang penambahan nilai tambah. Dengan mempelajari tentang pola pikir enterpreneur, maka profesi apapun akan mempunyai nilai bahgkan nilai apa yangdikerjakan dapat bertambah.
“Contohnya seorang ilmuwan, jika seorang ilmuwan memiliki pola pikir enterpreneur maka Ia dapat melakukan penemuan-penemuan lainnya yang bermanfaat. Selain memiliki nilai tambah, penemuannya tersebut juga dapat memiliki manfaat yang lain dengan menggunakan pola pikir ini. Apalagi seorang pebisnis maka menjadi suatu kewajiban memiliki pola pikir seperti ini,” ungkap dosen Program Studi (prodi) Technopreneurship di Surya University di Tazkia Islamic Conference Hall (TICH) kampus putra.
Hal yang paling utama dalam enterpreneur, lanjut Dessy, adalah bagaimana cara berpikir kreatif dan melakukan kreativitas. Melalui wokrshop tersebut Dessy berharap dapat dengan mudah memantik santri khususnya kelas X dalam berpikir kreatif dan juga inovatif. Ide adalah suatu yang mahal dalam dunia manapun, ketika ide yang disampaikan berbeda dengan yang lain, maka nilai tambah produknya juga akan bertambah.
Tidak hanya diberikan materi dalam perubahan pola pikir enterpreneur, namun santri kela X juga diberikan praktekkan bagaimana memantik agar dapat berpikir kreatif. Dessy memberikan tantangan pada seluruh santri untuk membuat sebuah prototype dari stik es, lem, kertas lipat, malam atau clay, dan lem kertas. Menariknya semua bahan yang sudah disediakan tersebut kemudian dibentuk protoype dengan batas waktu yang sangat singkat.
“Dengan memberikan tantangan seperti itu, maka santri akan lebih terpantik untuk berpikir dengan membuat prototype yang berbeda, unik dan juga kreatif,” jelasnya lagi.
Senada dengan Dessy, Kepala Jurusan Enterpreneur, Adlizar menyatakan, dengan pemberian materi tentang pola pikir enterpreneur ini santri dapat lebih mudah merealisasikan apa sudahd ipikirkan terkait dengan produk atau semacamnya. “Kedepannya akan ada praktek-praktek lanjutan yang menunjang santri kelas X lebih paham tentang materi yang telah disampaikan,” harap Adli. (lil)