Tingkatkan Mutu Pembelajaran Alquran, Thursina IIBS Gandeng UMMI Malang

Guna meningkatkan mutu pendidikan Al-Quran, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) menggelar Training Penguatan Pembelajaran Quran dengan Metode UMMI (20/08). Berlokasi di TICH Kampus Putri, kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengajar Al-Quran kampus putra dan putri. Hadir sebagai pemateri adalah Ustadz Arga Prasetyo, Manager Training UMMI Malang, dan Ustadz H. Abdul Karim, M.Pd., Manager Mutu UMMI Malang. Kegiatan ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari kerjasama yang sudah dijalin Thursina IIBS dengan UMMI Malang.

Koordinator Program Tahfidz Thursina, Ustadz Abdul Aziz, Lc. menjelaskan, selain mendapat materi teknis penerapan metode UMMI, seluruh peserta juga akan menjalani proses supervisi dan pembinaan tambahan. Hal itu guna memastikan bahwa seluruh proses pengajaran memang sudah berjalan sesuai standart yang diterapkan. Mengingat pentingnya standardisasi pembelajaran bagi sebuah lembaga. Sehingga, meskipun terdapat pergantian pengajar, standart dan kualitasnya tetap terjaga.

  

“Bagi pengajar lama, kegiatan ini merupakan reminder dari metode yang sudah diterapkan. Namun, bagi pengajar baru ini merupakan proses standardisasi yang harus dijalani,” imbuhnya.

Selanjutnya Ustadz Aziz menambahkan, bagi pengajar yang belum memiliki sertifikasi UMMI, akan ada pembinaan tahsin sebanyak delapan pertemuan. Barulah selanjutnya mereka dapat mengikuti proses tashih yang dijadwalkan pada Januari mendatang. Selama proses itu, mereka mendapatkan supervisi secara berkala dari asesor UMMI Malang.

  

“Salah satu tantangan di Thursina adalah bagaimana santri bisa tetap memperhatikan tahsinnya. Nah, salah satunya solusinya adalah dengan penguatan dan pelatihan berkala para pengajarnya. Sehingga dalam prakteknya nanti, mereka bisa menghadirkan proses pembelajaran yang lebih baik,” jelasnya.

Ustadz Aziz mengungkapkan, kualitas guru setidaknya mempengaruhi 60% dari keberhasilan siswa dalam belajar. Kemudian diikuti metode dengan prosentase 20% dan terakhir manajemen pembelajaran 20%. Oleh karena itu, guru harus menjadi sosok yang paling pertama diperhatikan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Salah satunya tentu dengan adanya pelatihan secara berkala seperti ini.

  

“Besar harapan bahwa kedepannya semua guru dapat mengajar dengan lebih teliti dan sabar sesuai standart yang sudah ada. Namun, tetap, yang paling utama haruslah lillahita’ala, karena Allah SWT semata,” ungkapnya.

Human Capital Development Thursina IIBS, Ustadzah Dian Asmi Setoningsih, M.Pd., mengungkapkan, kegiatan ini diadakan sebagai bentuk penguatan program tahsin dan tahfidz. Mengingat guru pengajar yang berasal dari latar belakang yang berbeda, karenanya dibutuhkan standardisasi dalam hal pengajaran. Selain itu, diharapkan melalui pelatihan ini, proses pengajaran Al-Quran dapat berjalan dengan lebih mudah dan menggembirakan. Sehingga dapat menghapuskan kesan kaku dan takut dalam belajar Al-Quran. (nai/lil)

Share this post