Thursina IIBS Terpilih Sebagai Honorable School untuk Tes PISA 2022
Thursina IIBS berkesempatan menjadi salah satu honorable school untuk mengikuti tes PISA (Programme for International Student Assesment) yang diadakan OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) (27/05). Kegiatan ini diikuti oleh 42 santri kelas 10 yang berusia 15 tahun dan dilaksanakan di kampus putri Thursina IIBS. Tes ini utamanya untuk mengukur kemahiran yang tepat dalam membaca, matematika dan scientific. Melalui kegiatan ini, Thursina IIBS turut berpartisipasi untuk menyumbang skor rata-rata bagi Indonesia. Pelaksanan tes PISA akan dilaksanakan antara bulan Mei-Juni 2022.
Tes PISA merupakan studi internasional tiga tahunan untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Tes ini memang dikhususkan untuk mengukur kemampuan anak-anak usia 15 tahun utamanya untuk mengukur tingkat literasi matematika, sains serta membaca yang baik. Ketiga aspek itu dinilai menjadi dasar pengetahuan yang dapat membantu mereka untuk menjalani kehidupan dengan baik berkontribusi kepada masyarakat. Pada pelaksanaannya, Indonesia memilih peserta didik murni secara acak dari berbagai daerah.
Ustadz Arie Iskandar, S.Kom selaku koordinator Document Centre Thursina IIBS mengungkapkan bahwa tes PISA dilakukan selama dua jam. Selama tes, peserta akan mengerjakan serangkaian soal secara online. Seluruh proses pelaksanaan tes juga diawasi langsung oleh tim Administrator Tes untuk wilayah jawa Timur yang merupakan tim dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
“Meskipun hasil tes PISA nanti berupa rata-rata negara, namun itu bisa menjadi bahan evaluasi kita juga. Bagaimana kita mampu untuk meningkatkan diri agar bisa mencapai rata-rata OECD atau melampauinya,” ungkapnya.
Tes PISA mulai dilakukan di seluruh dunia sejak tahun 2000 lalu. Selama pelaksanaannya, PISA fokus untuk melihat bagaimana siswa bisa menjalani kehidupan dengan baik setelah mereka lulus sekolah. Sebab, selama ini proses evaluasi terkadang hanya berfokus pada hal hal yang merekahafal saja. Itulah mengapa tes Pisa hanya berpusat pada tiga aspek, yaitu membaca untuk belajar, matematika dan logic untuk berpikir, dan Scientific untuk memproses hal-hal baru.
Terakhir, Ustadz Arie berharap agar kedepannya Indonesia khususnya Indonesia dapat menaruh perhatian lebih terhadap perkembangan pendidikan. Khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa yang berkaitan dengan karir yang akan mereka pilih kedepannya.
“Alhamdulillah, Thursina IIBS ada program penjurusan untuk jenjang SMA. Saya harap, program itu bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk mengikis gap skill yang banyak terjadi saat ini,” pungkasnya. (nai/lil)