Thursina IIBS Maknai Kemerdekaan Dengan Melawan Ketakutan Diri dan Menyambut 2045 dengan Optimis

Menyemarakkan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79, Thursina International Islamic Boarding (IIBS) menggelar upacara kemerdekaan di kampus putra dan putri (17/08). Bertugas sebagai pembina upacara Ustadzah Hilmia Wardani, M.Pd untuk di kampus putri dan Ustadz Imam Baehaqi, M.M., di kampus putra. Upacara bendera kali ini diikuti oleh seluruh santri, guru, dan juga staff Thursina IIBS. Semarak kemerdekaan dilanjutkan dengan berbagai perlombaan tradisional, dan penampilan kebudayaan.

 

Dalam amanatnya Ustadzah Hilmia menyampaikan selama 79 tahun kita rakyat Indonesia sudah berhutang pada para pahlawan. Selama itu pula kita perlu mengenang perjuangan para pahlawan. Tidak hanya dan tidak cukup hanya dengan mengenang. Namun perlu internalisasi apa makna kemerdekaan itu sendiri. 

"Mengenang jasa para pahlawan ini adalah hal yang perlu diikuti dengan adanya internalisasi ke dalam diri. Salah satunya melepaskan keterkungkungan diri," jelas Ustadzah Hilmia dalam amanatnya.

Ada dua keterkungkungan dalam diri yang setidaknya harus dilepas oleh seorang santri atau seorang penuntut Ilmu. Pertama keterkungkungan mental untuk takut beprestasi. Takut dianggap ambis dan takut mencetak hal hal baru yang baik. Ketakutan-ketakutan ini perlu dihilangkan agar bisa memunculkan keberanian-keberanian baru. 

"Yang kedua adalah keterkungkungan melepaskan kepercayaan diri. Kepercayaan diri menjadi sangat penting karena nantinya akan berbuah manis dan akan ditunai," jelasnya lagi. 

 

Di kampus putra, Ustadz Imam Baehaqi, M.M menyampaikan amanatnya yaitu Indonesia telah mencanangkan visi Indonesia Emas 2045. 21 tahun dari sekarang, Indonesia akan memiliki bonus demografi yang luar biasa melimpah. Masa emas itu akan diisi sebagian oleh santri Thursina yang nanti akan berusia 34-40 tahun. Usia terbaik dalam siklus kehidupan manusia.

"Ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya pada 2045 inilah peran kalian, para santri, yang akan menjadi bagian untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas. Visi ini berfokus pada pencapaian masyarakat Indonesia yang maju, sejahtera, berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter yang unggul dan berakhlak mulia," tegasnya. 

Selain itu, guna menyiapkan generasi emas tersebut, Thursina IIBS telah membentuk pribadi santri melalui 4 pilar kemerdekaan yang juga dilakukan oleh para pejuang terdahulu yaitu Religious, Caring, Open-Minded, Inspiring yang tergabung dalam RECODING. "4 pilar ini telah disiapkan untuk santri Thursina IIBS agar menjadi pribadi unggul untuk menyambut 2045 nantinya," jelasnya lagi. 

  

 

Guna menyemarakkan peringatan kemerdekaan RI ini, santri-santri Thursina juga banyak mengadakan perlombaan-perlombaan dengan dikomandoi oleh Thursina Student Assocation (TSA).  Rangkaian lomba santri putri meliputi cerdas cermat bertajuk Sidang Kasus Terkini (Sikat), Studi Kasus Terkini (Uset) serta berbagai permainan tradisional seperti balap karung, makan kerupuk, dan tarik tambang yang menjadi ciri khas perayaan kemerdekaan di Indonesia. Sedangkan rangkaian lomba santri putra meliputi fun futsal, Tes Wawasan Kebangsaan serta permainan tradisional seperti balap karung, makan kerupuk, dan tarik tambang yang menjadi ciri khas perayaan kemerdekaan di Indonesia. (lil)

Share this post