Thursina IIBS Berbagi Kiat Penerapan Kurikulum International Bersama Yayasan Al-Muhaimin Banten
Sebagai salah satu lembaga pendidikan islam di Indonesia, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) berusaha untuk terus menjaga silaturahmi dengan lembaga lainnya. Salah satunya adalah melalui kunjungan antar lembaga secara virtual. Kali ini, giliran Yayasan Al Muhaimin Serang-Banten yang mengunjungi Thursina IIBS secara virtual (03/03). Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua setelah sebelumnya sempat mengunjungi kampus Thursina IIBS secara langsung. Bertempat di Ruang Meeting Sorbonne, kunjungan kali ini dihadiri langsung oleh Jajaran menejemen dan direksi dari kedua lembaga.
Melalui kunjungan itu, jajaran menajemen Yayasan Al-Muhaimin mengapresiasi program kurikulum yang diterapkan di Thursina IIBS. Pasalnya Thursina IIBS berhasil menerapkan tiga kurikulum dalam pengajarannya, yaitu kurikulum nasional, Al-Azhar, dan Cambridge. Hal ini menjadi perhatian khusus jajaran manajemen Yayasan Al-Muhaimin.
“Program branding dan publikasi yang diterapkan Thursina IIBS juga memberikan inspirasi bagi kami. Menurut kami, Thursina bisa memanfaatkan beragam media informasi untuk mengembangkan lembaga,” jelas perwakilan Yayasan Al-Muhaimin.
Melalui kunjungan itu, baik Thursina IIBS maupun Yayasan Al-Muhaimin juga saling berbagi mengenai proses manajemen yang diterapkan di masing-masing lembaga. Hal itu, agar kedua lembaga dapat saling memberikan saran untuk perkembangan masing-masing. “Dalam pandangan kami, Thursina memiliki struktur yang lengkap dan terhubung dengan baik antar unitnya, mulai dari bisnis, IT, akademik, dan yang lainnya,” ungkap perwakilan Yayasan Al-Muhaimin.
Direktur Kerjasama International Thursina, Ustadz Imam Awaludin yang turut hadir dalam kunjungan itu menjelaskan bahwa dengan kurikulum yang beragam, Thursina juga berusaha menyediakan pilihan bagi santri-santrinya untuk bisa fokus mendalami materi sesuai minat dan bakat mereka. Meskipun begitu, pemahaman akan aqidah dan agama menjadi prioritas yang diterapkan di Thursina. “Karenanya lembaga mewajibkan beberapa capaian bagi santri, khususnya di Hafalan Al-Quran dan pemahaman syariat islam baik yang wajib maupun yang sunnah,” jelas ustadz Imam.
Menutup rangkaian kunjungan Ustadz Imam mengungkapkan bahwa kedepan Thursina akan terus melakukan pendampingan pengembangan pendidikan islam. Sehingga akan lebih banyak lembaga pendidikan Islam yang dapat bersaing dikanca internasional. (nai/lil)