Tazkia’s Workshop – Be Creative Innovator an Intensive Experiental Learning for Improving Creative Thinking
Tazkia IIBS kembali mengadakan kegiatan pengembangan life skill untuk santri dan segenap civitas akademiknya. Seminar yang mengusung tema B-Creator (Be Creative Innovator) An Intensive Experiental Learning for Improving Creative Thinking disampaikan oleh Dessy Aliandrina, Ph.D. yang merupakan Kepala technopreneurship Department of Surya University. Beliau yang juga merupakan nominator pada Nelson Mandela – Graca Machel Innovation Award 2016 telah 12 tahun menggeluti bidang kreatifitas dan inovasi serta kewirausahaan masyarakat. Pada seminar ini, Peneliti yang menyelesaikan pendidikan Ph.D di Lincoln University ini berpesan kepada santri Tazkia IIBS Malang untuk senantiasa mengembangkan kemampuan berfikir secara kreatif dan inovatif.
Selain itu, santri diajak untuk mengubah mindset job seeker menjadi job creator untuk menghadapi tantangan global masa kini.
Dalam seminarnya, beliau bukan hanya menyuntikan kata-kata motivasi dan berbagi trik menjadi enterpreneur yang kreatif tetapi langsung memberikan masalah kepada siswa untuk dipikirkan bentuk pemecahannya. Pada kesempatan ini beliau menghadapkan siswa pada masalah orang Afrika yang tidak mau memakai sepatu dalam setiap kegiatannya, dan siswa sebagai problem solver di haruskan memecahkan masalah tersebut dengan membuat sepatu yang simpel, nyaman, artistik dan tentunya cocok untuk mereka bangsa afrika yang ogah memakai sepatu. Dengan bermodalkan kain flanel, jarum, benang, lem, gunting, kertas dan alat tulis mereka berdiskusi secara kelompok dan kemudian menuangkan ide dalam kreatifitas yang bernilai jual tinggi.
Setelah berkreatifitas selama kurung waktu 40 menit, seluruh siswa diminta mempresentasikan hasil karya nya yang langsung dinilai oleh wanita yang lama bekerja di kantor PBB ini. Alhasil dari berbagai kelompok, terpilihlah satu kelompok yang luar biasa. “Kami membuat produk ini melalui diskusi dengan teman-teman, sepatu yang tidak hanya indah tetapi juga sangat simpel untuk dipakai, dengan desain unik yang kami buat diharapkan para konsumen yang notabennya tidak mau memakai sepatu menjadi suka memakai sepatu” Kata Maria Ulfa dkk. Yang menjadi pemenang dalam sesi problem solving ini. Beliau juga mengapresiasi kreatifitas santri Tazkia IIBS yang dikatakannya lebih unggul dibandingkan sekolah lain. Penerapan kurikulum dan project yang terintegrasi di Tazkia IIBS Malang menurutnya adalah model sekolah ideal yang dibutuhkan generasi pelajar saat ini. Hal ini tentu menambah kepercayaan diri para santri sekaligus menyulut semangat mereka untuk terus meningkatkan kreatifitas dan menciptakan inovasi di kemudian hari. (ary)