Tazkia Students Competing in ASEAN Arabic Debating Championship at USIM

Dalam rangka memenuhi kunjungan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) pada, Kamis (22/2) lalu, Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang akan mengikuti ASEAN Arabic Debate Championship se Asean yang akan dihelat pada akhir bulan Maret 2018 ini. Enam santri Tazkia IIBS Malang kembali mewakili Indonesia dalam event internasional tersebut.

Diantaranya Muhammad Sulaiman, Muhammad Syarief Alting, Garin Prasetyo, Ken Adam naufal, Ulil Amri, Annisa Maharani Sholihah, Febrina Regita Cahyani dan Alinsia Safira Jannah. Kesemuanya merupakan santri kelas X SMA Tazkia IIBS Malang. Semuanya akan bertanding pada 30 Maret 2018 mendatang.

 

Selaku guru pendamping, Ustadz Khairun Nasihin, Lc menyatakan, kurang lebih selama satu bulan santri Tazkia IIBS Malang dipersiapkan untuk melawan lebih dari 25 sekolah se Asean. Diskusi-diskusi tentangisu-isu kontemporer dipersiapkan untuk mengasah kemampuan berlogika peserta debat tersebut. Salah satu isu yang dipersiapkan adalah tentang keberadaan universitas kelas dunia dan keterkaitannya dengan meningkatnya minat belajar masyarakat di perguruan tinggi kelas dunia.

“Kemampuan bahasa arab merupakan komponen utama yang dibutuhkan, karena itu adalah bahasa inti yang digunakan di universitas tersebut,” jelas Ustadz Nasihin.

Setiap tim, lanjut Ustadz Nasihin, akan bertanding lima putaran. Setidaknya ada lima isu internasional yang akan diperdebatkan dalam perlombaan tersebut. Diantaranya adalah tentang pembayaran kompensasi dari negara yang mengalami perubahan iklim bagi negara penyebab perubahan iklim, kecerdasan buatan yang merugikan masyarakat serta pengaruh negatif sistem pemungutan suara dalam acara pencarian bakat di televisi.

Pertandingan tidak hanya dilakukan dalam bahasa arab, ada juga debat Bahasa Inggris. Namun tujuannya untuk meningkatkan kemampuan bahasa arab santri serta memberikan pengalaman internasional khususnya pada santri.

“Persiapan dilakukan secara maksimal, setiap hari isu isu di diskusikan. Tak lupa pembiasaan bahasa arab dilakukan antar peserta saat latihan. Semoga hasilnya maksimal dan terbaik,” pungkas Ustadz Nasihin. (lil)

Share this post