Tazkia Students Become Imam and Khatib to Lead Taraweeh Prayers in The Neighbourhood
Tidak terlepas dari misi Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) dalam mendidik dan melahirkan cendekiawan muslim yang berkepribadian Islami. Melalui program dakwah center, Tahun ini, di bulan Suci Ramadhan 1439 H santri Tazkia IIBS berkesempatan mengamalkan ilmunya dan menyiarkan agama Islam di masyarakat sekitar.
Koordinator Tazkia Dakwah Center, Ustadz Luthfi Iqbaluddin, Lc menyatakan program ini merupakan salah satu cara untuk melatih santri berdakwah di daerah sekitarnya. Dengan tema Safari Ramadhan, santri Tazkia IIBS secara rutin menjadi imam dan khatib di surau terdekat.
Program ini berlangsung mulai 21 Mei 2018 hingga 06 Juni 2018 mendatang. Menurut Ustadz Luthfi profesi apapun yang akan dilewati oleh santri Tazkia IIBS setidaknya setiap dari mereka mampu untuk menyebarkan Islam melalui mimbar-mimbar yang ada di surau atau masjid-masjid terdekat. Kemampuan berbicara didepan umum dan keberanian dilatih melalui program ini.
“Setiap santri pastinya akan memiliki profesi yang berbeda-beda nantinya. Hanya saja kewajiban untuk menyebarkan Islam melalui dakwah tetap harus dimiliki tanpa memandang profesi yang akan disandang nantinya,” jelas Ustadz Luthfi.
Santri Tazkia IIBS sudah mempersiapkan diri sejak dua bulan sebelumnya. Melalui mikro dakwah setiap pekannya. Sebelum shalat Maghrib pemateri menyampaikan materinya dihadapan adik-adik tingkatnya di setiap kelompok masing-masing serta diberikan kesempatan bertanya dengan materi yang telah disampaikan.
Setidaknya ada 18 santri yang terpilih untuk kemudian mempersiapkan diri menjadi khatib dan imam disetiap malamnya. Diantaranya adalah Hilman Yunan Yusnizar, Muhammad Syarif Alting, Garin Prasetyo, Affan Najih Al Ghifari, Ezra Junsevo Budiawan, Richy Zahidulaulia Qurany, Akbar Auliaurrahman, Rizky Wisudawan, Haidar Aji Fananda, Ken Adam Naufal, Muhammad Sulaiman, Yahya Abdillah Aqiel, Nur Abid Fadhllurrohman, Ipangga Hulian, Pradibta Bintang, Yafi Nabil Pradibta Mirza Muhammad Akbar. Tidak hanya santri Asatidz juga turut serta dalam mengisi materi kultum.
Salah satu santri Tazkia IIBS yang juga menjadi khatib, Yafi Nabil Pradipta menyatakan kesempatan tersebut merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk memacu dan menempa keberanian diri. Tidak banyak sekolah yang menyediakan lahan untuk belajar berdakwah dengan langsung terjun ke masyarakat.
“Ini pertama kalinya kami terjun di Masyarakat sehingga kami masih canggung dan perlu latihan serta persiapan yang lebih matang lagi. Karena mayoritas masyarakat disana berprofesi sebagai guru dan dosen. Alhamdulillah Allah mudahkan dan lancarkan proses belajar kami saat menjadi imam dan khatib,” ujar Yafi Nabil Pradibta yang juga santri menempuh jurusan Ulama.
Program ini berawal dengan menempatkan santri di tempat terdekat. Namun, lanjut Ustadz Luthfi, nantinya akan direncanakan untuk lebih luas lagi penempatannya. (lil)