Tazkia Green Engineering Seminar with Prof. Ir. Saswinadi Sasmojo, Ph.D : “Go Green! There is no planet B”

Terkesan dengan suasana di Tazkia IIBS membuat Prof. Ir. Saswinadi Sasmojo, Ph.D untuk mengunjungi Tazkia IIBS kali kedua. Dalam kunjungan kali ini, beliau ingin berbagi ide dan hasil penelitian beliau yang dikemas dalam seminar “Green Engineering” pada Sabtu, 26 November 2016. Seminar yang dihelat di TICH gedung Alexandria tersebut tidak hanya diikuti oleh pengajar Tazkia saja, tetapi juga civitas akademika dari UB, UM, UNISMA dan UMM.

Selama kurang lebih 2 jam, Prof. Saswinadi menyampaikan pentingnya memfungsikan sistem green engineeringsebagai teknologi solutif terhadap degradasi lingkungan yang terjadi di dunia. Sumber daya alam yang kita manfaatkan secara bahasa memang terbagi menjadi dua, yang dapat diperbaharui (renewable) dan tidak dapat diperbaharui (non-renewable). Walaupun pada hakikatnya, tidak ada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, hanya saja proses terbentuknya kembali membutuhkan waktu yang lama, mengakibatkan proses ini tidak dapat menjangkau pertumbuhan populasi manusia yang cepat. Beliau juga menjelaskan saat ini kita berada di jaman serba teknologi, akan tetapi kita lupa bahwa tiap teknologi selalu menghasilkan limbah yang masih menjadi polemik bagi pihak industri. “Analisis yang tepat pada siklus sebab-akibat pemanfaatan sumber daya alam dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengaplikasian teknologi ramah lingkungan yang mampu meminimalisir limbah sekecil mungkin. Hal ini tentu akan membantu mengurangi masalah lingkungan tidak hanya di Indonesia tapi negara lain,” jelas Prof. Saswinadi.

Prof. Saswinadi juga mengungkapkan, penelitian di Indonesia sebenarnya telah menghasilkan teknologi yang berbasis green engineering dan berpotensi untuk diterapkan di Inonesia. Akan tetapi teknologi yang kita miliki justru diminati dan dikembangkan oleh negara maju seperti Jepang. “Patut disayangkan, masyarakat Indonesia saat ini masih terjangkit “poverty” atau pola pikir yang miskin, sehingga prilakunya seperti orang tidur tapi masih berjalan kesana kemari dan yang dipikirkan hanya keuntungan sesaat,” tegas Prof. Saswinadi.

Pada seminar ini, sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Prof. Amin selaku pengembang Tazkia IIBS berlangsung dengan interaktif. Beberapa peserta turut serta untuk memberikan pertanyaanya.

Mengapa justru kita masih mendapati orang-orang yang tidak peduli lingkungan dikawasan yang sifatnya memberikan edikuasi seperti kampus, sedangkan kampus adalah temapat orang-orang yang berpedindikan tapi masih sering ditemukan sampah-sampah di sekitar kampus. Apa yang salah?” Pertanyaan Ustadzh Rafa (Guru Tazkia IIBS).

Pertanyaanpun dijawab langsung oleh Prof. Saswinadi (Poverty itu tadi, bahwa mereka berpendidikan tapi tidak terdidik unuk sadar lingkungan). Mereka berpendidikan tapi miskin ilmu.

Di akhir seminar, Prof. Saswinadi berharap dengan pertanyaan yang terlontar dari para peserta dapat menstimulus dan menggugah peserta yang lain atau siapapun yang mendengarkan seminar ini untuk peka dan menjaga alam ini. Seminar ini ditutup dengan kata-kata optimis dari Prof Amin. “Saya yakin dengan brand “Holistic and Balance”, Tazkia IIBS mampu menjadi pioneer untuk menanamkan dan mengaplikasikan ke anak didik pentingnya kesadaran menjaga lingkungan, ini adalah tantangan para pendidik di era knowledge,” ujar Prof. Amin.

Kesan mendalam juga diperoleh dari Rois Haqiqi, peserta yang merupakan mahasiswa S2 UMM dan pengajar Tazkia. Ustadz Rois menegaskan “Makin sadar untuk menjaga lingkungan. Ini merupakan tugas bersama, memanfaatkan sumber daya alam harus diimbangi dengan cara pelestariannya. Cukup orang itu dikatakan bodoh jika tidak memikirkan lingkungannya. Go Green! There is NO planet B”.

Share this post