Syekh Abdullah Al-Jahdali, an Inspirator for Santri from Universitas Islam Madinah (Al Jamiah Al Islamiyah Bil Madinah Al Munawwarah) – Jeddah

Tazkia-IIBS Setelah dua kali berkesempatan untuk berbagi ilmu kepada para santri Tazkia IIBS Malang, Syekh Abdullah al Jahdali, yang merupakan seorang dosen Universitas Islam Madinah (Al Jamiah Al Islamiyah Bil Madinah Al Munawwarah) ini kembali hadir ditengah santri Tazkia IIBS.

Ada yang menarik dari kedatangan Syekh Abdullah al Jahdali kali ini, jika biasanya beliau datang seorang diri, pada kunjungan nya kemarin (12/11) beliau mengajak serta seorang kawannya, Syekh Nayif al Amri. Kehadiran keduanya disambut begitu antusias oleh santri Tazkia IIBS. Setiap kali Syekh Abdullah al Jahdali datang, selalu ada ilmu dan motivasi baru yang berhasil ditularkan kepada santri Tazkia IIBS.

Terlebih lagi, tujuan dari silaturahmi syekh asal Kota Jeddah ini salah satunya adalah untuk berbagi informasi mengenai kesempatan untuk melanjutkan studi di Timur Tengah bagi santri Tazkia IIBS. Tentu saja, hal ini seperti angin segar bagi para Santri yang memiliki cita-cita untuk dapat mengenyam pendidikan di luar negeri khususnya di negara-negara Timur Tengah. Sebagai lembaga pendidikan yang bervisi mencetak genarasi yang memiliki wawasan global, ini adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh Tazkia IIBS Malang untuk mengantar para santrinya mengeksplorasi ilmu hingga bertaraf internasioanal.

Bertempat di TICH Gedung Alexandria, agenda kunjungan Syekh Abdullah al Jahdali dan Syekh Nayif al Amri diisi dengan peyampaian materi dan diskusi dengan para santri. Syekh Abdullah al Jahdali dan Syekh Nayif al Amri menyampaikan tentang peranan penting Bahasa Arab dan memotivasi para santri untuk lebih giat dalam mempelajari Al-Qur’an. Suasana semakin hidup ketika Syekh Abdullah al Jahdali memberikan beberapa pertayaan mengenai Bahasa Arab dan pengetahuan Al-Qur’an. Salah satunya, ketika Syekh Abdullah menanyakan perihal alasan mengapa Bahasa Arab Al-Qur’an lebih terjaga dibanding Bahasa Arab lainnya, seorang santriwati kelas 9, Samarah dengan cekatan mengacungkan tangannya dan melontarkan jawaban.

“ Bahasa Arab Al-Qur’an lebih terjaga karena umat Islam menghafalkan ayat-ayatnya dan berusaha memahami maknanya, selain itu Allah SWT juga ikut menjaganya sebagaimana penjelasan dalam QS. Al Hijr ayat 9 : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”, Jawab Samarah dengan lengkap.

Syekh Abdullah kembali memberikan pertanyaan kepada santri Tazkia IIBS, petanyaan keduanya beliau menayakan siapakah orang pertama yang telah memberikan tanda baca pada huruf-huruf Al-Qur’an. Kembali seorang santri putri yang berhasil menjawab pertanyaan Syekh Abdullah ini.

“Abu Al Aswad Ad Duali berjasa dalam membuat harakat Al Qur’an. Ia berhasil mewariskan system penempatan “titik-titik” tinta berwarna merah yang berfungsi sebagai syakal-syakal yang menunjukkan unsur-unsur kata Arab yang tidak terwakili oleh huruf-huruf. Penempatan titik-titik tersebut, adalah: tanda fathah dengan satu titik diatas huruf (a), tanda kashrah dengan satu titik dibawah huruf (i), tanda Dhamah dengan satu titik disebelah kiri huruf (u), dan tanda tanwin dengan dua titik (an-in-un)”, Jawab Raifa Aulia Sakharani yang saat ini duduk di kelas 9.

Kehadiran native speaker yang juga berkompeten di bidangnya dalam berbagai agenda kegiatan Tazkia IIBS Malang diharapkan semakin meanarik minat para santri dalam mempelajari Bahasa asli dan keilmuan yang dibawa oleh para native speaker tersebut. (arf)

Share this post