Sumbangkan Ide Pertanian Go Internasional, Asatidz Thursina IIBS Raih Top 30 Artikel Terbaik Kementerian Pertanian.
Petani menjadi salah satu profesi yang mulai ditinggalkan khususnya para milenial. Hal ini mendorong asatidz Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Ustadz Wildan Pradistya, M.Pd., Gr untuk menarik kembali minat milenial pada profesi ini. Berkat ide pertanian Indonesia go internasional yang dicetuskan, tulisannya terpilih dalam 30 artikel terbaik Lomba Menulis Artikel yang digelar Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian, akhir 2022 lalu.
Kegiatan bertema “Pertanian Indonesia di Mata Milenial” ini mewadahi berbagai ide dalam meningkatkan kesadaran generasi milenial pada potensi pertanian di Indonesia. Kedepannya agar turut berpartisipasi mengembangkan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Selain itu juga untuk menyelesaikan tantangan pertanian di Indonesia di masa mendatang. Perlombaan yang dibuka untuk usia di bawah 36 tahun ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk asatidz Thursina IIBS Ustadz Wildan Pradistya, M.Pd., Gr.
“Saya ingin memberikan sumbangsih sudut pandang dan ide terkait pertanian di Indonesia agar pertanian Indonesia dapat dikelola lebih baik lagi dengan memaksimalkan peran generasi milenial,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, artikelnya yang berjudul Mewujudkan Pertanian Indonesia Go Internasional dengan Memaksimalkan Peran Milenial, beliau tulis berdasarkan pengalaman pertanian yang ada di kampung halamannya. Menurutnya ada dua peran penting dalam menunjang pertanian, yakni infrastruktur seperti ketersediaan lahan hingga sistem pengairan. Sementara itu juga harus diimbangi dengan peran vital Sumber Daya Manusia (SDM).
“Problematika pertanian saat ini salah satunya profesi ini mulai ditinggalkan khususnya milenial, sementara infrastruktur itu banyak tersedia. Saat ini yang menjadi PR adalah menarik minat milenial untuk menjadi petani karena Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan pertanian go Internasional” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, untuk menarik perhatian para generasi milenial, sistem pertanian yang mulanya masih menggunakan pertanian tradisional perlahan harus diubah. Salah satunya dengan mengadopsi teknologi pertanian modern agar lebih efisien. Penggunaan teknologi pertanian modern diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian sehingga hasilnya mampu mencapai standar pasar global.
Ketersediaan infrastruktur, juga harus didukung dengan SDM yang berkompeten agar cita-cita pertanian Indonesia go internasional menjadi nyata. Dalam hal ini milenial lebih dapat diharapkan karena lekat dengan teknologi, hidup di era informasi yang memudahkan ketersediaan sumber belajar hingga koneksi yang tak terbatas. “Jika dikelola secara profesional, sektor pertanian di Indonesia tidak hanya dapat meramaikan pasar global tapi juga dapat menambah lapangan kerja baru” tambahnya.
Konsep yang dituangkan menjadi tulisan itu terpilih dalam 30 artikel terbaik. Sebagai apresiasi atas kontribusi pemikirannya dalam memajukan pertanian Indonesia, tulisannya berhak dibukukan. Atas capaian ini beliau berharap dapat menjadi sumber inspirasi bagi santri Thursina IIBS agar bersemangat mengejar prestasi.
“Semoga kedepannya dapat terus memberikan sumbangsih berupa ide dan kontribusi secara langsung, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-bidang yang lain,” terangnya. (hel/lil)