Study Integrated Education, our Teacher Visited Several Schools in Japan
Dalam dunia pendidikan memerlukan inovasi guna pengembangan serta perbaikan kualitas pendidikan di suatu tempat. Begitu pula dilakukan oleh Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS). Diwakili oleh Ustadzah Risa Nur Fitriyana selaku Manager Student Service Centre (SSC), Tazkia IIBS hadir dalam kegiatan bertajuk studi visit for islamic leaders itu. Ustadzah Risa merupakan satu diantara sembilan perwakilan Indonesia yang berkunjung ke Jepang selama 10 hari itu, (14-23/11).
Jepang merupakan salah satu negara yang patut dijadikan contoh dalam dunia pendidikan. Bukan tanpa alasan, dengan tingginya kualitas pendidikan di Jepang menjadikan Negeri Sakura ini sebagai rujukan. Menurut Ustadzah Risa, dalam dunia pendidikan guru menjadi ujung tombaknya. Muara segala hal ada pada guru.
“Jika dalam kelas misalnya, guru menjadi sangat ekpresif dan sangat berbaur dengan siswa. Hal ini berlaku untuk semua jenjang pendidikan. Mulai dari TK sampai perguruan tinggi,” cerita Ustadzah Risa mengawali.
Pendidikan di Jepang, lanjut Ustadazah Risa, menuntut guru untuk menjadi figur yang patut dicontoh siswa. Mulai dari hal kecil-pun begitu. Ustadzah Risa mencontohkan seperti membuang sampah, siswa meniru guru bagaimana guru menemukan sampah kemudian membuang sampah di tempatnya.
Begitu pula dengan menata sepatu atau meletakkan tas dan bekal makanan di tempat yang telah disediakan. “Inti dari pembelajaran itu guru. Figur yang ditiru oleh siswa pertama adalah guru,” jelasnya singkat.
Model pendidikan yang digunakan di Jepang, lanjutnya, juga terintegrasi antara sekolah dan rumah. Antara guru dan orang tua memiliki keterhubungan yang erat. Dalam beberapa even sekolah, orang tua wajib hadir dan berkegiatan bersama di sekolah.
“Orang tua juga menjadi pemantau saat anak di rumah. Bahkan setiap pagi saat sarapan orang tua menyediakan buku untuk dibaca oleh anaknya. Kebiasaan semacam ini sudah dibiasakan sejak kecil. Jenjang TK menjadi tempat untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang mendasar,” jelas ustadzah asal Lamongan itu.
Selain itu, seolah juga menjadi tempat belajar dalam penanganan bencana. Hal ini dikarenakan Jepang menjadi negara yang seringkali terdapat bencana.
“Dalam acara itu juga dihadirkan pembicara-pembicara handal yang berbicara tentang sistem pendidikan dan budaya di Jepang. Banyak ilmu baru, pengalaman baru dan banyak pula yang bisa diambil dari pendidikan ini untuk kemudian di adopsi di Indonesia khususnya di Tazkia IIBS ini,” ulasnya. (lil)