Student of Tazkia IIBS, The Youngest Indonesian Participant in International Archery Competition
Mewakili Indonesia dalam ajang Internasional merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Terlebih jika prestasi itu dapat diraih di usia yang sangat muda. Adalah Gusti Fazli Kertinegoro, santri kelas VII SMP Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS), dirinya berhasil menjadi salah satu wakil tim Indonesia dalam gelaran Asean Archery Competition 2019 di Bangkok, Thailand. Bertanding dalam kategori compound beregu 50 meter, Gusti menjadi peserta termuda di regunya sekaligus diantara seluruh peserta perlombaan. Dalam pelombaan memanah tersebut, Gusti harus puas saat beradu beregu shoot off dengan peserta asal Kazakhtan. Hal tersebut dikarenakan score diantara keduanya sama.
Gusti berangkat setelah berhasil mendapatkan medali emas beregu di ajang Piala Presiden ke 3 2019 di Bogor. Dalam ajang piala presiden tersebut santri SMP Tazkia itu berhasil mengalahkan tim marinir yang baru mendapatkan medali emas di Piala Panglima TNI 2019 dan berhasil menalukkan tim dari Jayakarta di seminal.
Kecintaannya pada panahan ditularkan oleh sang ayah yang ternyata juga bergelut dalam bidang panahan. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Gusti telah memulai latihan memanahnya bersama sang ayah. Masuk menjadi santri Tazkia tak lantas menjadikan aktivitas memanahnya berhenti. Justru disini dirinya semakin giat berlatih melalui ekstrakulikuler panahan yang wajib diikuti oleh santri. Kegigihannya membuat dirinya berhasil membawa gelar juara dalam Piala Presiden yang kemudian membawanya sebagai perwakilan indonesia di ajang Asean Archery Competition 2019.
Sebagai peserta termuda, tentu banyak pengalaman yang didapatkan oleh santri berusia 13 tahun ini. Salah satunya adalah bertemu pemanah senior dari bernagai negara. Bahkan, dirinya sempat bertemu dan berbincang bersama dengan atlet panahan asal Korea Selatan, Kim Jongho. Kim Jungho merupakan pemanah dengan rangking 6 dunia. Dirinya juga sempat berfoto dengan Sekretaris Jendral dan Direktur Eksekutif Wordl Archery, Tom Dielen.
Selama dua bulan masa persiapan, Gusti giat melatih kemampuan memanahnya dengan mengikuti beberapa perlombaan tingkat regional maupun nasional. Tak jarang, dirinya pulang dengan membawa gelar juara. Selain itu, dirinya menambah porsi latihannya selama di Tazkia dengan rutin berlatih setiaphari di sela waktu senggang ba’da ashar. Pelatihan yang diikuti Gusti tidak hanya dilaksanakan di Malang atau kota lokasi lomba saja, tapi dirinya kerap melakukan latihan di Bali, kota asalnya.
Menyadari padatnya jadwal persiapan Gusti, Tazkia IIBS berusaha tetap memfasilitasi secara penuh kebutuhan Gusti akan pendidikan akademik maupun diniyahnya. Ustadz Munahar Al-Amin, S.Pd.I selaku pendamping menjelaskan bahwa Gusti akan diberikan program belajar intensif untuk mengejar pelajaran yang tertinggal. Program intensif itu dimulai setelah Gusti menyelesaikan segala tahapan perlombaannya. Selain itu, selama masa persiapan, Gusti juga bebas menggunakan lapangan panahan yang terdapat di kampus putra.
Prestasi yang ditorehkan Gusti tentu telah memotivasi sekaligus menginpirasi banyak santri untuk juga giat berlatih panahan. Dampaknya banyak santri baik putra maupun putri yang menggeluti dan giat berlatih panahan diluar jam ektrakulikuler. Meningkatnya antusiasme santri tentu menjadi pemacu semangat Tazkia IIBS untuk dapat memfasilitasi dengan lebih baik lagi.
“Saat
ini memang belum ada lahan untuk berlatih panahan dengan jarak yang
lebih jauh, namun semoga kedepannya dapat segera kami fasilitasi juga,”
pungkasnya. (nai/lil)