SEMINAR PARENTING “ Problematika Umat Islam dan Tantangan bagi Dunia Pendidikan (Pesantren) “

Ahad, 10 Januari 2016. Tazkia IIBS ̶  Kedatangan santri libur UAS Semester ganjil menjadi moment penting untk menjalin hubungan silaturrahmi bagi wali santri dan juga lembaga Tazkia IIBS Malang, kali ini agendanya sangat berbeda dengan kedatangan pada  umum nya. Acara dimeriahkan dengan SEMINAR PARENTING  yang di isi oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri Malang: Prof. Dr. H. Imam Suprayogo dan Guru Besar Universitas Negeri Malang: Prof. H. Mohamad Amin, Ph.D.

Kebangkitan umat islam harus dimulai dari pendidikan. Tidak mungkin umat Islam akan maju jika tidak melakukan pembenahan pendidikan secara mendasar dan menyeluruh. Untuk mengatasinya, umat Islam harus berani mereformulasi pendidikannya hingga hasilnya melahirkan orang-orang yang mampu bersaing dengan umat lainnya. Jika umat islam saat ini mengabaikan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka seharusnya disadari bahwa pada kenyataanya kedua hal tersebut sangat berpengaruh. Sistem boarding saat ini harus Holistic dan Balanced (Menyeluruh dan Berimbang) semua sudah termaktub dalam al Qur’an, yaitu agar selalu (1) menjadi orang yang cerdas, (2) menjadi orang yang memiliki telinga dan mata yang tajam, (3) memiliki hati yang kuat dan (4) mau berjuang di tengah kehidupan dengan sebenar-benarnya perjuangan. Dengan begitu umat islam dapat mengatasi ketertinggalan saat ini. ”Ujar Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Dalam seminarnya bertema “Pendidikan Islam Seharusnya Menjadi Pintu Keluar Dari Ketertinggalan”

Problematika pendidikan dan pembentukan karakter pemuda islam dapat terkondisikan dengan sistem pesantren/boarding, mengapa demikian? Mari kita ulas bersama!

Menurut “Indikator karakter bangsa terbagi menjadi 4 yaitu olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Keempat karakter tersebut merupakan dasar yang membentuk kecerdasan intelektual (olah pikir), kecerdasan spritual (olah hati), kecerdasan kinestetis (olah raga), serta kecerdasan emosional dan sosial (olah rasa dan karsa). Keempat kecerdasan pembentuk karakter tersebut merupakan pilar utama sekolah untuk mendidik santri/siswa dalam mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Pendidikan berkarakter yang seperti itu dapat ditemui di sistem pesantren/boarding, karena memiliki wahana pendidikan yang lengkap, terintegrasi, terkontrol, dan terkondisi.” Terang Prof. H. Mohamad Amin, S.Pd., M.Si, Ph.D dalam seminarnya yang bertema “Problematika Pendidikan, Pendidikan Karakter, dan Pesantren”.

“Seminar yang sangat bagus dan inspiratif, apalagi narasumbernya sangat capable. Saya merasa beruntung berada ditengah-tengah mereka karena ilmunya sangat bermanfaat. Sekalian menguatkan tali silaturrahmi antara sesama wali santri dan jajaran pengurus serta pengajar di Tazkia.” Kata ibu Ida Prahastuti, wali dari ananda Aldasya.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam agenda kami sehingga acara berjalan dengan lancar. (Arf/Ajr/Ars)

Share this post