Rancang Aplikasi Kesehatan Mental, Santri Thursina IIBS Raih Medali Emas di IYBC 2023
Santri asal Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali berprestasi di ajang internasional. Tim beranggotakan Nayla Herman Ramadhani dan Olivia Mecca Asnawi Putri berhasil menyabet medali emas pada International Youth Business Competition (IYBC) 2023 yang dilaksanakan secara daring, Rabu (6/4). Capaian tersebut diraih dengan aplikasi rancangan mereka yang diberi nama Geisgo Apps.
IYBC merupakan kompetisi di bidang bisnis yang diadakan oleh Indonesian Young Scientists Association (IYSA). Pada ajang ini terdapat beberapa kategori perlombaan, salah satunya adalah kategori entrepreneurship yang diikuti oleh Nayla dan Olivia. Mereka bersaing dengan ratusan peserta tingkat SMA dan perguruan tinggi dari berbagai negara seperti Thailand, Filipina, Makedonia, dan Turkiye.
Dalam kompetisi ini, setiap tim diharuskan membuat penelitian mengenai kebutuhan konsumen atas produk mereka. Kemudian menulis artikel penelitian itu dalam berbahasa Inggris dan mempresentasikannya. Nayla dan Olivia mengikutsertakan aplikasi buatan mereka, Geisgo Apps, dalam penelitian itu.
Kasus kesehatan mental yang semakin tinggi melatarbelakangi dua santri kelas XI itu untuk merancang Geisgo Apps. Aplikasi tersebut menyediakan jasa konseling dengan para psikiater dan psikolog. “Sekarang ini satu dari tiga remaja di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Karena melihat pasar yang besar itu, kami memutuskan untuk membuat Geisgo Apps,” papar Nayla.
Aplikasi yang telah memiliki prototipe itu memuat berbagai fitur lain di luar jasa konseling. Di antaranya adalah pop-up pada aplikasi berisi kata motivasi beserta pengetahuan mengenai kesehatan mental, fitur journaling dilengkapi kata sandi bernama Geisgo Notes, dan Geisgo Shop yang menjual berbagai alat terapi rekomendasi konselor—salah satunya alat melukis. Diketahui Geisgo Apps juga merupakan proyek akhir SMA yang dikerjakan Nayla dan Olivia.
Saat proses penelitian untuk kompetisi ini, Nayla dan Olivia juga mengaku sempat menghadapi beberapa tantangan. Contohnya artikel penelitian yang diwajibkan menggunakan bahasa Inggris cukup menyulitkan mereka. Selain itu, kemampuan dalam mengatur waktu juga diuji karena mereka harus menyesuaikan jadwal dengan guru pembimbing.
Menurut keduanya, pihak Thursina IIBS juga turut berperan dalam kelancaran proyek ini. Selain fasilitas dan akses internet yang memadai, mereka juga diberi pendampingan langsung oleh dua guru pembimbing, yaitu Ustadz Miftah dan Ustadzah Risa. Nayla dan Olivia juga sangat berterimakasih karena para guru pembimbing tersebut selalu siap mengawal meski di tengah padatnya jadwal.
Dua santri yang telah mengikuti berbagai lomba di bidang kewirausahaan itu memang sudah lama tertarik pada dunia bisnis. Dalam berkompetisi, tujuan Nayla dan Olivia adalah untuk menambah pengalaman serta mengasah kemampuan sesuai passion. Di samping itu, keduanya juga berencana melanjutkan pendidikan di jurusan Manajemen Bisnis.
Kedepannya, Nayla dan Olivia berharap mereka akan terus dapat mengembangkan Geisgo Apps. Bahkan saat ini mereka sudah dalam tahap pengajuan dana untuk pembuatan aplikasi. “Kemarin sempat ngobrol dengan orang yang bisa membuat aplikasi. Biayanya cukup mahal sekitar Rp 300 juta. Sekarang dibantu Ustadz Miftah sedang mengajukan proposal ke beberapa pihak untuk dananya,” jelas Nayla. (zel/lil)