Perkuat Jaringan Internasional: Thursina IIBS Tandatangani MoU dengan Kisarazu Sohgoh High School dan Yuai International Islamic School, Jepang

Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali memperluas jaringan pendidikan internasional. Kali ini, Thursina IIBS menjalin kerja sama dengan Kisarazu Sohgoh High School di Prefektur Chiba dan Yuai International Islamic School, Jepang. Memorandum of Understanding (MoU) berlaku pada awal Januari 2025. Antar sekolah berkomitmen memajukan wawasan global santri dengan program yang telah disepakati.

 



Ustadzah Khusnul Ifada, MA., Manager of International Students and Teachers menyebutkan, selama ini Thursina IIBS telah menjalin kolaborasi dengan berbagai kampus ternama di luar negeri. Pada kesempatan yang berbeda, Thursina IIBS, mengepakkan sayapnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepang. Nilai kebermanfaatan diberikan sepenuhnya kepada santri. “Dari situ, santri Thursina IIBS bisa menjangkau informasi sebanyak-banyaknya dari Kisarazu Sohgoh High School dan Yuai International Islamic School, khususnya mereka yang ingin melanjutkan studi ke Jepang,” tuturnya.

 



Beberapa poin MoU menyebutkan, kesepakatan Thursina IIBS dengan Kisarazu Sohgoh High School dan Yuai International Islamic School adalah menjadi sekolah mitra. Masing-masing pihak sepakat untuk saling berbagi informasi tentang program unggulan di sekolah. Selain itu, memberikan rekomendasi kepada santri yang ingin melanjutkan studi di Jepang dan sebaliknya. Antar sekolah juga menerima kunjungan dalam berbagai jenis program.

Di Thursina, memang salah satu kegiatan yang paling ditunggu santri adalah overseas visit program, sebuah program kunjungan luar negeri yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada santri di berbagai negara. Bentuk kerja sama Thursina IIBS dengan Kisarazu Sohgoh High School dan Yuai International Islamic School, tentu menjadi kesempatan emas. Menambah preferensi kunjungan ketika di Jepang. “Di Kisarazu kami kerja sama dengan SMA dan universitasnya. Kalau YUAI ini sekolah Islam di Jepang. Jarang-jarang ada sekolah SMA Islam di sana,” tambah Ustadzah Khusnul.

 



Ustadzah Khusnul berharap kesepakatan bisa meningkatkan kualitas pendidikan antar sekolah, baik dalam best practice maupun pengalaman. Terbentuk generasi global yang toleran dan berempati, sebab faktor perbedaan bahasa, budaya dan sebagainya. Dari situ, kesadaran global santri terbentuk. Mereka diharapkan bisa andil dalam penyelesaian isu-isu, seperti lingkungan, kesehatan dan Hak Asasi Manusia (HAM). “Nah, dari pengembangan dan inovasi itu, mudah-mudahan peluang karir santri juga semakin terbuka lebar nantinya. Sebagaimana Thursina IIBS mendukung jaringan profesional bertaraf internasional,” tutup Ustadzah Khusnul. (sls/lil)

Share this post