Overseas Haramain and Turkey: Pondering Over Islamic Cultures Until Murojaah With Madinah Sheikh's

Di mulai sejak 14 abad silam di dua kota suci (Al haramain) Mekkah al-Mukarramahdan Madinah al-Munawwarah, Islam telah hadir membangun pondasi peradaban mulia. Kuatnya pondasi peradaban yang dibangun di atas tauhid tersebut kemudian terus tumbuh menjulang tinggi hingga pengaruhnya tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk juga Turki yang di dalamnya terdapat banyak situs penting dalam sejarah peradaban umat Islam.

Hal itulah yang melatarbelakangi Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) menyelenggarakan program tudi peradaban ke Mekkah, Madinah dan Turki tahun ini. Dengan mengusung tema “Menapak Jejak Peradaban Islam”, santri diajak untuk belajar dan mengambil pelajaran atau ibroh dibalik peristiwa dengan menyusuri jejak-jejak peninggalan peradaban Islam di dua negara tersebut. Program yang diikuti oleh santri kelas VIII SMP Tazkia IIBS Malang ini dua pekan (08-21/4).

“Perjalanan dimulai dengan mengunjungi kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, Madinah al-Munawwarah. Di kota yang penuh dengan cahaya keimanan dan kemuliaan ini para santri memperbanyak ibadah dan dzikir di Masjid Nabawi yang keutamaannya 1000 kali lipat dibanding dengan ibadah di masjid lain,” ucap Ustadz Muhammad Rajab, M. Pd selaku pendamping santri mengawali ceritanya.

   

Selain beribadah, para santri juga diajak menyusuri jejak-jejak peninggalan Rasulullah SAW yang ada di kota Madinah. Mulai dengan mempelajari sejarah pendirian Masjid Nabawi, mengunjungi dan menyaksikan secara langsung situs-situs sejarah Islam seperti Tsaqifah Bani Saidahyaitu sebuah tempat pembaitan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq oleh kaum Muhajirin dan Anshar.

Selain itu, juga berkunjung ke Suuq al-Manakhah yang juga dijuluki sebagai pasarRasulullah karena dibangun oleh Rasulullah. “Hingga saat ini pasar Al Manakhah tersebut masih aktif dan terletak di sebelah barat daya masjid Nabawi,” jelas ustadz yang juga sebagai Direktur Kepesantrenan Tazkia IIBS Malang.

Saat di Madinah,  para santri juga mengunjungi situs-situs bersejarah lainnya seperti Jabal Uhud yang telah menjadi saksi sejarah atas syahidnya 70 syuhada termasuk paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthallib. Di sekitar Uhud juga ada Jabal Rummah, bukit yang lebih pendek dan lebih kecil dari Uhud tempat Rasulullah memposisikan pasukan pemanah pada waktu Perang Uhud.

   

Di lokasi yang sama juga telah berdiri Masjid Syuhada’ Uhud dan didepannya terdapat pemakaman para syuhada’ yang syahid saat Perang Uhud. Selanjutnya peserta studi peradaban Islam juga mengunjungi Masjid Quba, kebun kurma, dan melewati Masjid Qiblatain dan Masjid Jum’ah. Para santri juga diajak berkeliling dan melihat secara langsung perguruan tinggi ternama di Madinah yaitu Universitas Islam Madinah dengan bimbingan langsung oleh  alumni kampus tersebut.

Setelah mengunjungi Madinah para santri kemudian menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah Umrah. Mereka memperbanyak ibadah di Masjidil Haram yang pahalanya 100.000 kali lipat dibanding ibadah di masjid lainnya. Di Masjidil Haram, para santri juga melakukan murojaah hafalan Al Qurannya langsung dengan syekh Madinah.

Di kota kelahiran Rasulullah ini, santri Tazkia mengunjungi situs-situs penting dalam sejarah Islam seperti Jabal Tsur yang di dalamnya terdapat gua tempat persembunyian Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika hendak hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Selanjutnya mengunjungi padang Arafat,Jabal Rahmah, serta melewati situs penting lainnya seperti Mina, Mudzdalifah, Gua Hira’, Pemakaman Ma’la dan Universitas Umm Al Qura. Tidak cukup dengan mempelajari sejarah peradaban Islam di Mekkah dan Madinah, para santri terus bergerak melanjutkan perjalanan menuju Negara Dua Benua, Turki. Perjalanan panjang sejarah Turki ini meninggalkan banyak sisa-sisa peradaban. Terutama peradaban Islam yang memiliki nilai perjuangan, seni dan budaya tinggi.

   

Keindahan Turki nampak sejak menjejakkan kaki di Istanbul. Dengan menyusuri Selat Bosporus yang menghubungkan Benua Asia dan Eropa para santri dapat menyaksikan eksotisme keindahan benua Asia dan Eropa sekaligus. Dari tengah selat juga nampak betapa kokohnya benteng Rumeli Hisari yang dibangun oleh Sultan Mahmet II atau Muhammad Al-Fatih pada tahun 1451-1452 M sebelum penaklukkan kekaisaran Romawi Timur.

Suhu 11ºC yang cukup dingin tidak mematahkan semangat para santri untuk terus menelusuri situs-situs penting peradaban Islam di sana dengan mengunjungi Istana Topkapi, Hagia Sophia, Blue Mosque, Grand Bazaar, Masjid Nuur Utsmaniyah, Green Mosque, makam dan Masjid Ayyub al-Anshari. Tak ketinggalan peserta studi juga mengunjungi museum panorama yang di dalamnya menceritakan sejarah Penaklukkan Konstantinopel 1453.

Selain belajar tentang sejarah, para santi diajak untuk ber-tadabbur kebesaran Allah dalam keindahan alam Turki dengan mengunjungi Festival Bunga Tulip di Istanbul dan salju abadi di Uludağ Kota Bursa Turki. Kebahagian para santri semakin terlihat ketika mereka melihat keindahan dan kebesaran Allah di alam dengan menaiki Cable Car.

“Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk mendekatkan dunia serta memberi pengalaman internasional pada santri. Pembelajaran tentang peradaban Islam juga dimulai dan dipupuk dengan kegiatan ini,” pungkasnya. (lil)

Share this post