Kuatkan Pengalaman Internasional, 7 Santri Thursina IIBS Ikuti AYIMUN ke 13 di Malaysia

Sejumlah santri dari Thursina International Islamic Boarding School, yang merupakan salah satu wakil dari Indonesia, turut berpartisipasi dalam Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) ke-13 yang berlangsung di Malaysia pada tanggal 26-29 Januari 2024.

Santri-santri yang berperan sebagai Delegasi Indonesia dalam acara ini antara lain Reihan Arvie Zafarani (kelas 11), Rye Saladdin Akhtar (kelas 11), Ezar Dega Auffa (kelas 11), Kholilullah ar Rosydy (kelas 11), Muhammad Zakki Aqillah Tahang Killian (kelas 11), Ahza Adelio Hamizan Abdad (kelas 11), dan Muhammad Duta Bangsa (kelas 11).

   

AYIMUN merupakan simulasi Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dihadiri oleh pemimpin muda yang disebut sebagai Delegasi, yang diberikan tugas untuk mewakili sebuah negara dalam salah satu komite PBB dengan topik-topik debat yang telah ditentukan sebelumnya. “Acara ini juga menjadi platform di mana pemimpin muda dari seluruh dunia berkumpul dengan tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan, negosiasi, dan diplomasi mereka,” jelas Ustadz Helmi Pakas Rivai selaku pendamping dalam kegiatan tersebut. 

   

Tentu, bukanlah perkara yang mudah untuk dapat lolos sebagai delegasi. Banyak rangkaian seleksi yang harus dilalui oleh santri Thursina yang mengikutinya. Ustadz Helmi, menyampaikan sebelumnya mereka harus mengikuti pendaftaran online kemudian dapat mengikuti seleksi secara online dengan mengirimkan motivation letter. Selanjutnya saat mereka dinyatakan lolos, mereka akan mendapatkan mandatoris berupa penentuan delegasi dan negara yang akan diwakili.

      

Menuju tanggal pelaksanaan, kedua peserta mendapatkan pelatihan intensif untuk menyusun solutions paper yang sesuai dengan isu dan negara yang telah menjadi mandatorisnya. Selain itu, Ustadz Helmi melanjutkan, mereka juga berlatih untuk membuat paper yang juga harus mereka presentasikan saat simulasi nanti. 

Para peserta juga mendapat pelatihan dari pemateri luar yang sebelumnya sudah pernah menjadi delegasi MUN selama 3 bulan. “Walaupun secara usia memang mereka lebih muda, tetapi kami mencoba mempersiapkan mereka sebaik mungkin,” ungkapnya.

   

Selama pelaksanaan AYIMUN, peserta banyak mendapatkan ilmu baru tentang critical thinking, kerjasama tim, komunikasi yang efektif, dan pastinya problem solving skill. 

   

“Dengan demikian, AYIMUN ke-13 menjadi pilihan yang sangat baik bagi para pemimpin muda yang ingin meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka dalam keterampilan komunikasi dan diplomasi,” jelas Ustadz Helmi. (lil)

Share this post