Kolaborasi dan Gotong Royong Melawan Covid-19

Bulan Desember 2019 merupakan awal mula ditemukannya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)  pertama kali di negara Cina. Dalam waktu beberapa bulan kasus COVID-19 terus mengalami peningkatan hingga tersebar ke seluruh dunia. Kondisi ini memaksa World Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa dunia dalam keadaan  pandemi. Virus COVID-19  sendiri merupakan penyakit menular yang dapat menyebar dari satu orang ke yang lain melalui percikan air liur atau droplet. Virus tersebut dapat menyebabkan demam, batuk kering, kesulitan bernapas, dan berbagai macam indikasi lainnya hingga kematian bagi penderitanya. Laporan situs Covid-19 menunjukkan, jumlah COVID-19 di dunia hingga saat ini terus memperlihatkan peningkatan dan belum ada tanda-tanda penurunan. Laporan situs worldometer hingga (27/9) COVID-19 telah menjangkit 215 negara dengan 33.175.823 kasus, 1.000.195 pasien dinyatakan meninggal, dan 24.504.321 pasien dinyatakan sembuh. 

Peningkatan kasus COVID-19 juga dirasakan oleh rakyat Indonesia, semenjak diumumkannya dua kasus pertama pada Senin (2/3/2020). Dari hari kehari kasus COVID-19 di Indonesia masih belum mengalami penurunan. Laporan situs covid19.go.id hingga (27/9) kasus COVID-19 mencapai 275.213 dengan 203.014 pasien dinyatakan sembuh dan 10.386 pasien dinyatakan meninggal. Salah satu penyebab menaiknya kasus COVID-19 di Indonesia adalah kurangnya ketegasan pemerintah dalam mengambil tindakan untuk mengatasi pandemi COVID-19. 

Awal mula ketika virus ini sampai di Indonesia masyarakat cukup disiplin terhadap protokol kesehatan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu yang dalam kurun 6 bulan, masyarakat mengalami penurunan kesadaran, kewaspadaan, serta kedisiplinan. Kurangnya menerapkan protokol kesehatan dan masih banyaknya masyarakat yang beraktivitas di luar rumah. Sebenarnya, dalam menanggulangi COVID-19 ini pemerintah telah mencanangkan beberapa kebijakan. Dimulai dari himbauan tidak boleh mudik hingga menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut pakar epidemiologi Universitas Indonesia Iwan Ariawan seperti dilansir dari detik.com (20/9) dia menilai PSBB yang diberlakukan ini sangat berpengaruh dalam menekan laju COVID-19. Meskipun beberapa kebijakan sudah diterapkan oleh pemerintah. Namun, masyarakat belum melihat kebijakan tersebut efektif. 

Pandemi COVID-19 menyebabkan Indonesia menghadapi kondisi krisis dalam sektor kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Sebagai contoh, efek ekonomi COVID-19 ini menyebabkan pengangguran meningkat. Bahkan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat hingga (31/7) jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun dirumahkan mencapat 3,5 juta lebih. Menghadapi hal itu beberapa sektor tersebut harus kreatif untuk keluar dari belenggu pandemi. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen (Nasution & Kartajaya, 2018:33). 

Kita hidup di zaman kolaborasi. Abdulsyani (2007:156) mengatakan bahwa kolaborasi adalah suatu bentuk proses sosial, di mana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing. Di mana lebih dari satu pihak bekerjasama dengan pihak lain. Pihak yang berkolaborasi dengan pihak lain cenderung lebih unggul daripada pihak yang berdiri sendiri. Hal tersebut terjadi lantaran dua pihak yang berkolaborasi saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan diwujudkan dengan sinergi. Ada tiga hal kolaborasi yang dilakukan dalam pendemi.

Pertama, kolaborasi sektor ekonomi. Dengan adanya situasi krisis ekonomi di Indonesia banyak perusahaan yang mengalami defisit. Bahkan, ada perusahaan yang memutuskan tutup sementara. Dalam situasi ini, sebuah perusahaan dapat berkolaborasi dengan perusaan lain untuk dapat bertahan di tengah situasi krisis. Harus ada empati antar perusahaan. Sebab, dalam sebuah perusahaan terdapat ratusan atau bahkan ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya.

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan dapat memberikan bantuan langsung maupun  tidak langsung kepada perusahaan atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dapat membantu dan menindaklanjuti serta memberikan persetujuan atas APBN dengan ketat. Sehingga anggaran yang dikeluarkan dapat digunakan dengan bijak. DPR-RI sebagai mitra kerja pemeritah dapat memberikan masukan kepada pemerintah terkait program-program yang pro rakyat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan DPR-RI perlu memiliki intensitas tinggi.

Kedua, kolaborasi sektor pendidikan. Selama pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar diputuskan menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun, PJJ tidak berjalan mulus. Banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru mulai dari sistem E-Learning, kuota, dan berbagai macam kendala lainnya. Untuk itu, pemerintah melalui Kemendikbud dan Dinas Pendidikan harus inovatif dalam mengembangkan sistem PJJ. Salah satu solusi yang dapat dilakukan  pemerintah dengan berkolaborasi dengan perusahaan dalam sektor E-Learning, operator telekomunikasi seluler, dan beberapa macam sektor perusahaan yang dapat mengembangkan sistem PJJ menjadi lebih baik. Selain itu, pemerintah terkait perlu memberikan perhatian khusus kepada daerah-daerah yang sinyal belum memadai.

Ketiga,  kolaborasi sektor kesehatan. Pemerintah perlu berkolaborasi dengan universitas-universitas di Indonesia dalam berinovasi untuk alat kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan di tengah pandemi. Kalangan akademisi yang berada di kampus perlu diberikan ruang lebih untuk berekspolasi terhadap temuan-temuan baru. Selain itu, pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan perusahaan farmasi di Indonesia dalam upaya berkompetisi menemukan vaksin COVID-19. Kasali (2007:33) mengatakan bahwa kompetisi dapat mendorong kegairahan untuk memacu kreativitas. Hal ini bertujuan agar Indonesia tidak tergantung kepada perusahaan farmasi dari negara lain dan dapat berdiri sendiri.

Virus COVID-19 sampai tulisan ini dibuat memang belum sirna. Namun, optimisme virus ini akan lenyap dari bumi pertiwi dan dunia tidak akan pernah hilang. Kita perlu bergandengan tangan, bergotong royong, saling berempati, dan berkolaborasi untuk bertahan dan melawan COVID-19. Apabila kita mengatasi pandemi ini secara bersama-sama, maka semua beban akan terasa lebih ringan. Dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak, keberhasilan mencapai suatu tujuan akan lebih tinggi. Indonesia pasti dapat bertahan dan menang dalam menghadapi COVID-19. Semangat, Indonesia bisa!


Essai oleh: Muhammad Bintang Akbar Hatta (Santri SMA Tazkia International Islamic Boarding School)


Daftar Rujukan

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. 
Kasali, Rhenald. 2007. Re-Code Your Change DNA: Meraih Belenggu-belenggu untuk Meraih Keberanian dan Keberhasilan dalam Pembaharuan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution, A. H. & Kartajaya H. 2018. Inovasi. Yogyakarta: Andi.

https://covid19.go.id/ diakses 27 September 2020.
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang#:~:text=Terkait%20dengan%20fungsi%20legislasi%2C%20DPR,Rancangan%20Undang%2DUndang%20(RUU)&text=Menyetujui%20atau%20tidak%20menyetujui%20peraturan,Presiden)%20untuk%20ditetapkan%20menjadi%20UU, diakses 23 September 2020.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4984568/jenuh-kelamaan-stay-at-home-ancaman-virus-corona-jadi-terasa-biasa-saja, diakses 22 September 2020.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all, diakses 25 September 2020.
https://news.detik.com/berita/d-5180889/analisis-epidemiolog-ui-soal-efektivitas-psbb, diakses 23 September 2020.
https://www.worldometers.info/coronavirus/?fbclid=IwAR0RYMPhu-J9i5t74sla8KOrJFIhGMs--0YIuvQzoxLeFrvwwr5FLpn42Qw, diakses 27 September 2020.

   


Esai ini berhasil membawa Ananda Muhammad Bintang Akbar Hatta (Santri SMA Tazkia IIBS Kelas XI) menjadi duta Parlemen Remaja DPR RI 2020 mewakili Dapil Jawa Timur V (2-6 November 2020). Esai ini juga telah dipublikasikan dalam buku Kumpulan Esai Parlemen Remaja yang berjudul “Gotong Royong Mengatasi Pandemi Covid-19: Optimis Kita Bisa” yang terbit tahun 2020.


Share this post