Jurusan Ulama Thursina IIBS Bangun Empati Sosial Santri Melalui Inspirational Talk

Membangun empati sosial harus dimulai sejak dini. Menghadirkan Eko Budi Setyoadi, Kepala Cabang Yatim Mandiri Malang, dan Arif Fikrul, S.Kom., Founder Antzcreator dan Khalifa Studios, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) adakan Inspirational Talk  dengan tema “Membangun Kepedulian Sosial untuk Milenial” (12/03). Sesi kali ini diikuti oleh seluruh santri putri Jurusan Ulama SMA Thursina IIBS.

Kepada santri Thursina IIBS, Eko menjelaskan bahwa keberadaan Yatim Mandiri diawali dari keresahan yang dialami oleh anggota akan keberlangsungan hidup anak-anak yatim di Indonesia. Bagaimana anak-anak yatim dapat tumbuh mandiri melalui pendidikan dan pelatihan skill. Sehingga di masa depan nanti mereka dapat memberikan manfaat bagi masyarakat bahkan mampu turut serta memberdayakan masyarakat.

“Empati merupakan sifat alami manusia yang kemudian direspon dengan perbuatan. Yatim Mandiri bergerak dengan itu di bidang pendidikan dan pembinaan,” ungkapnya.

   

Melanjutkan pemaparannya, Eko menjelaskan tentang berbagai program yang dimiliki oleh Yatim Mandiri. Diantaranya adalah pendidikan, pemberdayaan dan ekonomi, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah. Mengingat eratnya hubungan antara satu aspek dengan aspek lainnya, beragam program ini diselenggarakan secara berkesinambungan dan komprehensif. Selain itu, kolaborasi dari banyak pihak juga penting untuk bisa membantu lebih banyak anak-anak yatim.

Senada dengan itu, Arif juga menceritakan bahwa keinginan untuk bisa mandiri adalah motivasi terbesarnya untuk tumbuh. Motivasi itu juga membuat Arif turut aktif dalam berwirausaha agar mampu membantu lebih banyak orang. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam prosesnya dirinya juga banyak menemui halang rintang. Namun hal itu tidak menyurutkan niat untuk terus membantu sesama.

“Disaat kita yakin bahwa mimpi dan niat kita itu baik, maka jangan takut untuk mengejarnya. Selalu minta bantuan dan berserah kepada Allah SWT,” tuturnya.


Guna menumbuhkan empati sosial, Arif mengungkapkan bahwa hal itu dapat dimulai dengan membiasakan diri menolong orang lain. Tidak hanya berdiam diri dan menunggu orang lain datang meminta bantuan, namun seseorang harus proaktif dan memiliki inisiatif untuk membantu orang lain. “Kita harus yakin, bahwa saat kita membantu orang lain maka pertolongan juga pasti akan datang kepada kita. Bahkan dari jalan yang mungkin tidak kita duga,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arif juga membagikan kiat-kiatnya dalam membangun usaha guna membantu sesama. Yang utama adalah untuk selalu meminta restu kepada orangtua dan menjaga hubungan dengan Allah SWT. Selain itu, dirinya juga terus terus berusaha untuk menjaga silaturahmi dan melaksanakan ibadah sholat Dhuha dan Tahajud. “Saya meyakini bahwa sedekah adalah pangkal kaya, maka dengan begitu insyaallah kita tidak akan kekurangan,” ungkapnya.

Mengakhiri webinar, baik Eko maupun Arif mengingatkan santri Thursina untuk tidak menyia nyiakan kesempatan mengenyam pendidikan. Serta terus berusaha untuk membanggakan orangtua. “Saat kita berani bermimpi maka kita harus berani untuk mengeksekusinya dengan cara dan niat yang baik, semata-mata untuk Allah,” pungkas Arif. (nai/lil)

Share this post