Idul Adha 1442 H: Mengingat Kembali Esensi Ujian Bagi Seorang Hamba

Hari Raya Idul Adha menjadi momentum untuk kembali mengobarkan semangat berkurban dan menguatkan keimanan dan kesabaran atas segala ketetapan Allah. Tahun ini, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali menyelenggarakan sholat Idul Adha berjamaah. Dilaksanakan di kampus putra dan putri secara terpisah, pelaksanaan sholat idul adha tahun ini diikuti oleh seluruh santri mukim dan perwakilan asatidz/ah. Bertindak sebagai khatib adalah Ustadz Nanang Setyobudi di kampus putri dan Ustadz Mustafid Ma’arif di kampus putra.

 

Pada khutbahnya, Ustadz Mustafid menyampaikan esensi ujian bagi seorang hamba. Salah satunya melalui kisah Nabi Ibrahim yang diberikan berbagai macam ujian dari Allah SWT. Mulai dari ujian menghadapi orangtua, meninggalkan tanah kelahiran, meninggalkan keluarga di tengah gurun, hingga ujian untuk menyembelih putranya sendiri. Sesungguhnya, ujian-ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim adalah pelajaran bagi kita.

 

 


Sejatinya, semua hamba Allah akan mendapat ujian-ujian yang berat dari Allah SWT. Melalui umur, kelapangan waktu, harta, dan sebagainya. Ujian merupakan sebuah bentuk pembuktian kepada makhluk yang lain tentang siapa saja manusia yang berhasil. Yaitu manusia yang memiliki amalan terbaik dihadapan Allah SWT.

 

“Sayangnya, kebanyakan dari kita masih beranggapan bahwa bentuk ujian adalah keburukan. Padahal Allah SWT memberikan ujian juga melalui kenikmatan dan kebaikan,” tuturnya.


   

 

Ujian berupa kenikmatan akan menunjukkan, siapa saja manusia yang senantiasa bersyukur atas nikmat Allah SWT. Menyadari secara penuh bahwa segala yang dimiliki, baik harta dan kesehatan, datangnya dari Allah SWT. Sedangkan ujian berupa keburukan akan menunjukkan siapa saja manusia yang senantiasa bersabar atas ketetapan Allah SWT.

 

“Jika kita ingin membuktikan kekuatan iman kita, maka kita tidak boleh meminta keringanan ujian. Namun, kita harus senantiasa meminta kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi ujian yang diberikan,” jelasnya.   


   

 

Ustadz Mustafid meneruskan bahwa kebaikan yang diterima bisa jadi bukanlah sebuah ujian, namun merupakan nikmat dan berkah yang Allah berikan. Begitupun sebaliknya, keburukan yang diterima bisa jadi merupakan murka Allah bagi hamba yang kufur. Karenanya, Ustadz Mustafid juga menekankan agar tidak kemudian meminta ujian berupa keburukan yang tidak sanggup dihadapi.

 

“Ingat selalu, bahwa Allah SWT bisa mengangkat derajat seseorang tanpa harus mengujinya. Maka, kita harus senantiasa bersabar dan berserah diri kepada Allah SWT,” ujarnya.

 

  


Pada momen Idul Adha kali ini, Thursina IIBS berhasil mengumpulkan total 41 hewan kurban yang terdiri dari 19 Sapi dan 22 kambing. Keseluruhan hewan kurban itu disalurkan ke beberapa daerah di sekitar kampus Thursina IIBS. Hewan kurban tersebut juga disalurkan ke daerah diluar malang, seperti Tuban dan beberapa wilayah di Madura. (nai/lil)


Share this post