Helping Chicken Breeder, Students of Tazkia IIBS Malang Makes Robot to Catch Flies

Berangkat dari keinginannya untuk membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terkhususnya peternak ayam, santri Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Ipangga Yulian dan Adhyan Agung Elang Nurramadhany membuat sebuah robot pengusir lalat yang akan dimanfaatkan untuk peternak ayam. Pembuatan robot pengusir lalat tersebut berawal dari kondisi pasar yang mana minatnya pada daging dan telur ayam semakin tinggi.

Ipangga menyatakan, mau tidak mau permintaan harus dipenuhi oleh produsen yang digawangi oleh peternak ayam. Kondisi daging dan telur yang sehat merupakan prioritas produsen dalam memberikan daging dan telur ayam pada masyarakat. Sementara itu, lanjut Ipangga, keberadaan kandang ayam masih menjadi permasalahan yang mana cenderung bau dan masih banyak lalatnya. “Keberadaan kandang ayam yang tidak higines menjadikan hasilnya juga diragukan,” jelas santri kelas X IPA Tazkia IIBS Malang tersebut.

Robot yang dibuat memiliki tujuan untuk pembasmian lalat. Lalat merupakan faktor penyakit yang berbahaya bagi lingkungan. “Fungsi utamanya untuk menangkap lalat dan mensterilkan kandang ayam agar hasil produksi daging dan telur juga berkualitas,” ungkap santri asal Bengkulu tersebut.

Permasalahan selanjutnya adalah saat waktu panen berlangsung, biasanya lalat akan hinggap di daging ayam dan mempengaruhi kualitas daging ayamnya itu. Tidak hanya itu, bagi masyarakat sekitar kandang ayam juga terkena imbasnya. Dengan penyebaran lalat yang berawal dari kandang ayam kemudian menyebar dan mencari habitat baru untuk perkembangbiakannya.

Sasaran utama dari robot ini adalah peternak ayam. Alatnya diletakkan disekitar kandang ayam, warna kuning pada alat akan menarik lalat,  atau menggunakan umpan dengan bau menyengat.  Lalat akan masuk dalam perangkap kerucut.  Jika menyentuh kerucut lalat bisa tersentrum,  jika hinggap tapi tidak dalam perangkap, maka lalat akan mati dalam satu hari karena tidak mendapatkan makanan.  Semua lalat yg mati akan terukur oleh pengukur digital didalam perangkap.  “Hasil pengukur digital akan menunjukkan indikator higienitas kandang. Penanganannya bisa merujuk pada stuker indikator yg tertempel pada alat,” jelas Ipangga mengenai cara kerja robotnya tersebut.

Santri Tazkia IIBS Malang yang merupakan satu tim, Adhyan Agung Elang Nurramadhany menyatakan, setidaknyaihak dapat teruntungkan dengan adanya robot penangkap lalat itu. Seperti  peternak yang dapat memantau tingkat kebersihan kandang. Masyarakat umum dapat terhindar dari serangan lalat yang berasal dari kandang ayam. Serta bagi pemerintah dapat memudahkan pemantauan peternakan ayam yang sesuai dengan standart kesehatan.

“Modal pembuatan robot tersebut tergolong murah yaitu sekitar 450.000 rupiah. Dengan 450.000 rupiah sudah dapat membuat robot penangkap lalat sekaligus menjaga kehiginisan produk. Lebih jauh dapat juga menjaga kualitas daging ayam ,” ungkap Elang yang merupakan lulusan Hoppers Crossing Secondary College Australia itu. Tidak hanya itu, karya santri Tazkia IIBS Malang ini terbilang sangat bagus. Media online Malang Post juga turut hadir dalam meliput kegiatan tersebut. (lil)

Online News on : Malang Post

Share this post