Harismaning Aulia, M.Ed; Bristol University Graduate, Ready to Enchance English Ability of Student of Tazkia IIBS Malang
Berawal dari ketertarikannya dengan bahasa inggris, Harismaning Aulia, M. Ed mulai menekuni bahasa inggris sejak menempuh studi strata I di Sampoerna University. Ketertarikannya tentang bahasa inggris terus menggelora hingga akhirnya Ia menempuh program pascasarjana atau strata II di Bristol University, Inggris. Risma, panggilan akrabnya adalah juga merupakan guru bahasa inggris di Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang. Dalam pengembangan pendidikan Tazkia sangat mendukung Ustadzh Risma untuk melanjutkan pendidikanya dijenjang yang lebih tinggi. Terbukti selama masa cuti, tazkia memberikan tunjangan bulanan saat belajar di Bristol University.
Ketertarikannya tersebut Ia teruskan dengan mengambil konsentrasi dalam program studi Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL) di Bristol University pada September 2017 lalu. Belajar langsung dari negaranya, membuat Risma semakin mendalami bahasa inggris. Menurut Ustadzh Risma, tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dan mulai belajar dari negara lain seperti Inggris. “Masyarakatnya juga ramah-ramah, sangat nyaman untuk diajak berkomunikasi,” ujar Risma mengawali ceritanya.
Tidak seperti kota lainnya di Inggris, Bristol tidak terlalu padat penduduknya serta sebagian besar bukan pendatang melainkan penduduk asli Inggris. Penduduk asli Inggris mereka suka membantu orang lain meskipun itu adalah orang asing. Cuaca juga bukan masalah besar bagi Risma. “Hanya harus selalu sedia jaket tebal setiap hari,” cerita putri pertama dari 3 bersaudara itu.
Hal tersebut juga didukung lingkungan kampus yang sangat mendukung. Nuansa serta budaya menghargai proses sering Ia jumpai dalam proses belajarnya dulu. Penghakiman kepada mahasiswa jika mendapat nilai jelek jarang sekali Ia jumpai. Hal tersebut Risma jumpai saat perkuliahan. Ia mengaku sama sekali tidak pernah diintimidasi atau dijelekkan jika mendapat nilai C atau D. Bahkan, Ustadzh Risma sering kali diberitahu bahwa perjuangannya untuk mendapatkan nilai tersebut tidak mudah. “Yang penting bukan hasil, tapi prosesnya,”ujar Ustadzh Risma mengenang petuah dosem pembimbing thesisnya itu.
Ustadzh Risma sangat tertarik mengajar dan mengamalkan ilmunya di Tazkia. Terbukti kini Ia menjadi penanggungjawab dalam bidang bahasa inggris di Tazkia IIBS Malang. merasa harus menerapkan hal tersebut pada anak didiknya. Ustadzah Risma mencontohkan permasalahan santri yang tidak mau berbahasa, bukan disuruh dan dihukum untuk mau berbahasa. Namun, perlu dilihat secara mendetail mengapa permasalahan tersebut bisa ada. Masalah yang ada seharusnya diuraikan terlebih dahulu sebelum diselesaikan.
Banyak sekali yang ingin
diterapkan hasil dari belajarnya selama di Inggris tersebut. Ustadzah 25 tahun
tersebut ingin memodifikasi beberapa hal terbaru di Inggris yang bisa
diterapkan di Tazkia IIBS. Salah satunya adalah dari segi kedisiplinan. Menurutnya
kedisiplinan tidak hanya dilihat dari hukumannya, namun juga perlu dilihat
seefektif apa hukuman tersebut diberikan. “Saya siap menerapkan apa yang sudah
saya terapkan untuk saya amalkan pada santri Tazkia IIBS Malang ini,”
pungkasnya tegas. (lil)