Hadirkan Marketing Consultant, Santri Thursina IIBS Kaji Personal Branding

Mengusung tema “Branding Yourself with Skills”, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali adakan webinar bagi santri kelas 12 putra (01/10). Hadir sebagai pemateri adalah Endrita Agung Wicaksono, Digital Marketing dan Strategy Consultant. Melalui webinar ini, santri diajak untuk memahami pentingnya memperdalam keterampilan diri untuk proses personal branding. Tidak hanya untuk keperluan bisnis tetapi juga untuk kehidupan perkuliahan yang akan mereka hadapi.

Mengawali materi, Endrita menjelaskan tetang konsep personal branding. Pada dasarnya, personal branding adalah sebuah proses memasarkan diri dengan citra tertentu yang dapat diterima secara umum. Banyak orang berpikir bahwa branding hanya untuk bisnis saja. Tetapi personal atau individu nyatanya juga perlu untuk dicitrakan. Karena citra personal itu nantinya bisa mendukung bisnis yang dimiliki. Sehingga bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk kita.

“Brand personal yang baik dapat memberikan keuntungan secara dua arah. Jadi, kita harus hati-hati dalam melakukan personal branding,” ungkapnya.

Personal branding menjadi cara baru untuk bisa mengenal pribadi seseorang secara singkat. Jika dahulu butuh waktu 3-4 tahun, saat ini seseorang bisa saling mengenal dalam waktu satu menit. Personal branding yang kuat sangat membantu untuk memperoleh kredibilitas, relasi baru, dan bahkan kesempatan baru. Melalui hal itu, akan memudahkan untuk meyakinkan oranglain akan opini yang dibangun. Selain itu, kesempatan untuk mendapatkan partner bekerja ataupun diskusi yang satu visi juga lebih besar.

“Secara tidak langsung, arahan yang kita berikan kepada orang lain akan lebih mudah diterima. Sebab, kemampuan kita sudah dikenal oleh banyak orang melalui proses branding yang kita lakukan,” jelasnya.

Endrita menjelaskan bahwa mengenali diri sendiri adalah poin dasar yang harus dimiliki sebelum memulai proses personal branding. Sebab yang dilakukan dalam personal branding adalah sesuatu yang orisinil, bukanlah settingan atau dibuat buat. Sehingga memang perlu diketahu apa nilai yang paling menonjol dari dalam diri. Pada personal branding, seseorang juga harus memikirkan pengaruh apa yang bisa diberikan bagi lingkungan.

“Personal branding tidak hanya berupa visual yang indah di sosial media atau tampilan apapun, tetapi juga manfaat apa yang bisa diberikan kepada orang lain,” imbuhnya.

Endrita juga mengungkapkan tidak boleh ragu dan malas dalam membentuk proses personal branding. Menguatkan kemampuan yang saat ini dimiliki harus dimulai bahkan sejak sekolah. Karena kemampuan yang sudah dipupuk dan didalami itu merupakan bahan utama dari personal branding yang akan dilakukan. Sehingga proses personal branding memang tidak boleh ditunda.

“Menentukan tujuan personal branding tidak boleh sembarangan, kita harus menyesuaikan dengan kemampuan dan portfolio yang kita miliki,” ungkapnya.

Proses personal branding tidak bisa dilakukan secara umum. Untuk itu seseorang perlu menentukan juga publik utama yang kita tuju. Hal itu berkaitan dengan konten yang akan dibagikan. Karena hal itu merupakan pesan utama yang ingin disampaikan.

“Personal branding bukan hanya ditampilkan secara online, tetapi juga offline. Artinya perbuatan, perkataan, dan segala tingkah laku kita juga sesuai,” ujarnya. (nai/lil)

Share this post