Gagas Ide Pembelajaran Sejarah Melalui Peta Marlo, Santri Thursina IIBS Raih Medali Silver ISIF 2025

Santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) memperkenalkan inovasi transformasi pendidikan sejarah dan geografi dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis teknologi, yaitu Peta Marlo. Melalui pendekatan tersebut, materi sejarah dan geografi dapat berjalan secara lebih interaktif dan menarik. Peta Marlo juga menghubungkan pembelajaran tradisional dengan perkembangan teknologi, guna mempersiapkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan global. Ide ini berhasil meraih Silver Medal dalam ISIF (International Science and Invention Fair) 

 

Pemrakarsa karya adalah Audrey Ogya Awandiningrum, Audrey Syafa Azzahra, Chalisah Kanita, Nabila Azhari Putri Hasfareza, dan Radyananta Puan Hascarya. Berdasarkan hasil riset tim, selama ini, media yang menyajikan sejarah seringkali berupa teks dalam buku yang tebal. Kerap dijumpai metode non-interaktif seperti menghafal tanggal, fakta dan peta. Akibatnya, para pelajar membutuhkan bantuan untuk mempelajari topik-topik yang ada. Hal itu kurang menarik perhatian, khususnya generasi yang sehari-hari bersinggungan dengan teknologi. Oleh karena itu, kelima santri mengembangkan Peta Marlo dan mengajak pelajar mampu menguasai bab-bab sejarah dunia. 

 

Lebih lanjut, Peta Marlo menggabungkan gamifikasi dalam pendidikan. Menurut Audrey Ogya Awandiningrum, gamifikasi akan menambah rasa petualangan. Situs web game tersebut menggunakan gaya visual berupa piksel berwarna-warna cerah untuk menambah kesan estetika, nostalgia namun modern, dan bergaya retro. Layar permainan menampilkan kepulauan Indonesia, mendukung elemen historis dan geografis dalam kekayaan budaya bangsa.

 

Setelah pengguna membuka situs dan mendaftar, mereka akan disambut oleh Marlo, maskot burung jalak Bali, sebagai pemandu permainan. Maskot yang dimaksud melambangkan satwa liar unik bangsa. Marlo akan mengajak pengguna berjelajah kepulauan Indonesia. “Marlo ini memperkenalkan fauna yang ada di negara kita, yang mana bisa menjadi jembatan antara edukasi budaya dan hiburan,” tutur Audrey.

 

Dalam permainan, pengguna memilih dua karakter utama, meliputi Andi atau Anne. Marlo menemani karakter yang telah ditentukan sepanjang perjalanan, memberikan kiat dan wawasan tentang sejarah dan geografi Indonesia, membuat proses pembelajaran dinamis dan personal. Adanya teka-teki bertema sejarah, mengharuskan pemain untuk menyusun bagian-bagian dari suatu peristiwa sejarah atau mencocokkan landmark geografis. “Kami menyediakan permainan mini untuk menguji pengetahuan pengguna tentang materi yang telah mereka peroleh selama proses pembelajaran,” tutur Audrey.

 

Skenario pertempuran juga disediakan. Pemain akan berhadapan dengan musuh yang terinspirasi dari sejarah. Mereka perlu menerapkan apa yang telah dipelajari untuk menang. Permainan edukasi, seperti Peta Marlo, diharapkan bisa membantu meningkatkan prestasi akademis dalam bidang sejarah dan geografi. Sangat memungkinkan adanya komunitas global yang semakin terpapar informasi, pentingnya menghargai warisan budaya. Hal itu senada dengan nilai-nilai yang selama ini tercermin dalam keseharian santri Thursina IIBS, yakni dengan keyakinan, kepedulian, berpikiran terbuka dan terus menginspirasi. (sls/lil)

Share this post