Examining Students' Quran Memorization, Tazkia IIBS Malang Held a Public Tahfiz Examination
Menghafal Al Quran merupakan salah satu rutinitas yang setiap hari dilaksanakan oleh santri Tazkia IIBS Malang. Waktu menghafal yang intens serta ditambah peminatan tahfidz quran, menjadikan santri dapat menghafal Al Quran sesuai target yang telah ditentukan yaitu 5 Juz. Guna mengevaluasi hafalan santri 5 juz tersebut, Tazkia IIBS Malang rutin mengadakan ujian tahfidz terbuka terkhusus untuk kelas IX.
Koordinator program tahfidzil quran, Ustadz Abdul Aziz, Lc menyatakan, ujian tahfidz tidak langsung diadakan. Ada beberapa proses yang dilalui santri sebelum menyelesaikan hafalan Al qurannya. Sebelum menempuh ujian tahfidz terbuka, setiap santri melewati masa dauroh tahfidz. Dauroh tahfidz merupakan waktu dimana para santri dapat ‘menyicil’ hafalannya secara berkala. “Sebelumnya semua diwajibkan menyetor hafalannya dalam kurunwaktu dua pekan,” jelas Ustadz Aziz.
Pada daurah tahfidz tersebut, setiap santri kelas IX menyetor hafalan dengan porsi seperempat Juz untuk setiap waktunya. Waktu untuk setoran hafalannya yaitu setiap subuh, setiap pagi saat jam sekolah, sore hari setelah ashar dan setelah magrib. “Targetnya setiap hari santri kelas IX menyetorkan satu hari satu juz,” ungkapnya.
Selain itu, murojaah juga dilakukan satu hari satu juz dimulai dari juz 30, juz 29, dan juz 1 hingga juz 3. Murajaah dilakukan untuk pemantapan hafalan yang sudah dihafal. Selanjutnya, guna uji coba materi ujian tahfidz, santri juga diberikan tryout tahfidz. Dalam waktu lima hari santri kelas IX difokuskan untuk tryout.
Tidak hanya tryout dan murajaah yang dilakukan secara intens. Tazkia IIBS Malang juga memberikan motivasi menghafal Al Quran yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Zahro, MA selau imam masjid Al Akbar Surabaya. Dengan tema membumikan Al Quran dan melejitkan prestasi, Prof. Zahro menyampaikan bahwa menghafal Al Quran tidak hanya saat kecil saja. Namun menghafal tidak kenal usia.
Al Quran merupakan kalam Allah, lanjut Prof. Zahro, menghafalnya merupakan salah satu cara untuk menjaganya. Barang siapa menjaga kalam Allah maka Allah akan menjaganya. “Menghafal Al Quran merupakan kegiatan yang sangat berat. Bahkan lebih berat daripada mendapatkan gelar doctor,” jelas Prof. Zahro dihadapan seluruh santri, Senin (11/12/17) lalu.
Sehari sebelum ujian terbuka, santri kelas IX melakukan khatmil quran bersama sama. Pada ujian tahfidz terbuka, dihadiri oleh seluruh santri dan guru Tazkia IIBS Malang. Tidak hanya itu, ujian tahfidz terbuka juga dihadiri oleh Dr. Faishal Mahmud Adam, MA dari Sudan. Dr. Faishal menjadi penguji sekaligus pemberi baiat al hufadz pada seluruh santri yang hafal Al Quran yang dilakukan pada Sabtu (16/12/17) lalu.
Keluar sebagai santri dengan predikat hafalan terbaik yaitu Navilah dan Mahendra Dafa Wirayudha. Kedepannya, lanjut Ustadz Aziz, menghafal Al Quran membutuhkan konsistensi dalam murajaah dan menjaganya. Setiap santri yang sudah menghafal semoga selalu bisa menjaga hafalannya masing-masing. “Semoga bisa menghafal sampai 30 juz,” harap Ustadz Aziz. (lil/qom)