Empat Santri Thursina IIBS Raih Medali Perunggu dalam Gelaran WMI 2022

Santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) tidak pernah lelah dalam mengukir prestasi. Kali ini, empat orang santri menyabet Bronze Medal Final Round World Mathematic Invitational (WMI) 2022. Adalah Ghania Hadi, Kiyan Abinaya, Intan Dwi Satya, dan Fazada Ilmi yang berhasil meraih juara pada kategori masing-masing. Keempatnya berhasil bersaing dengan lebih dari 1000 peserta dari berbagai negara di dunia.


WMI sendiri merupakan kompetisi matematika bagi siswa SD – SMA di seluruh dunia. Kompetisi ini digagas pertama kali di negara Taiwan. Hingga saat ini terdapat 24 negara yang menjadi anggota kompetisi ini. Seperti , America, China, Taiwan, Korea, Thailand, Indonesia, Philippines, Singapore, Malaysia, Australia, Brazil, Turkey, dan masih banyak lagi. Sebelum dapat lolos melaju ke final, seluruh peserta harus melewati tahap penyisihan di masing-masing negara. Barulah bisa mendapat kesempatan mengikuti putaran final.

     


Setelah melewati babak penyisihan pada februari lalu, santri yang lolos ke putaran final kemudian  mengikuti pembinaan intensif. Ghania Fazila Hadi, mengungkapkan bahwa proses pembinaan dapat berlangsung antara 1-1,5 jam setiap harinya. Selama proses itu, santri diberikan berbagai macam tipe soal matematika. Mulai dari kumpulan soal olimpiade hingga soal yang sudah diujikan selama lima tahun terakhir. Selain melalui proses pembinaan dengan guru, santri juga kerap melakukan persiapan mandiri.


“Kami juga mereview lagi setiap materi yang sudah didapat. Mulai dari konsep awal sampai turunan-turunannya,” ungkapnya.

  

Memasuki hari pelaksanaan lomba yang dilaksanakan secara daring, Ghania mengaku tidak ada kendala yang cukup berarti. Hanya terdapat beberapa kendala teknis yang dapat diatasi dengan cukup baik. Meskipun begitu, dirinya juga sempat merasa ragu apakah akan bisa mendapatkan hasil yang maksimal nantinya.


“Dari SMP saya memang suka sekali mengikuti lomba ini. Alhamdulillah, dengan persiapan yang lebih baik, saya bisa mendapat medali perunggu di final,” imbuhnya.


Pembina lomba, Ustadz Salman Sakif, M.Pd., menambahkan, bahwa selama persiapan santri menunjukkan semangat yang tinggi. Tidak hanya rajin datang, tetapi juga rutin berlatih soal soal yang telah disediakan. Sehingga itu memudahkan mereka dalam memahami pola soal yang kemungkinan akan muncul.


“Terlepas dari itu semua, doa dan dukungan orangtua juga sangat berpengaruh. Karena mereka juga yang membantu anak anak untuk tetap semangat dan optimis selama bimbingan,” ujarnya.


Kepada santri Thursina IIBS, Ustadz Salman berpesan akan pentingnya mengikuti perlombaan. Baik tingkat regional, nasional, maupun internasional. Sebab, hal itu dapat menambah pengalaman belajar dan menguatkan mental bertanding santri. Tidak hanya perihal menjadi juara, namun yang terpenting adalah proses dan pengalaman belajar yang akan didapat.Selama santri mau dan bersungguh-sungguh dalam berlatih, maka menjadi juara hanya perihal menunggu waktu.


“Tiap diri kita punya potensi untuk menjadi pemenang, tinggal bagaimana kita mau dan mampu untuk mengasah potensi yang kita miliki untuk menghasilkan sebuah karya,” pungkasnya.(Nai)

Share this post