Dr. Abdul Adzim Irsad, Lc, M. Pd Explained the Family Model of Prophet Ibrahim
Takbir, tahmid dan tahlil dikumandangkan terus menerus sembari diselingi dengan bacaan-bacaan toyyibah lainnya. Di hari raya haji tersebut, khatib shalat Idul Adha, Dr. Abdul Adzim Irsad, Lc, M. Pd menyatakan bahwasanya keluarga Nabi Ibrahim Alaihis Salam (AS) merupakan kelurga percontohan. Dalam khutbah Idul Adha, Rabu (22/8) tersebut Ustadz Abdul Adzim menceritakan perjuangan Nabi Ibrahim sebagai ayah dalam memberikan pemahaman tentang memenuhi perintah kepada anak dan istrinya, Siti Hajar.
Setelah kelahiran Nabi Ismail AS, beliau dibawa ke Mekkah untuk kemudian dibesarkan disana. Nabi Ibrahim sangat yakin bahwa Mekkah akan membawa keberkahan bagi Nabi Ismail. Keyakinannya pada Allah tersebut yang membuatnya sangat percaya bahwa Allah akan memberikan keberkahan kepada keluarganya.
“Padahal Mekkah merupakan daerah yang tandus, kering. Sedangkan Babilonia (sekarang Irak) merupakan daerah yang subur. Tapi kondisi itu tidak menggentarkan Nabi Ibrahim untuk tetap memindahkan Nabi Ismail ke Mekkah,” tutur Ustadz Abdul Adzim.
Setelah membawa Nabi Ismail dibawa ke Mekkah, maka Nabi Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya ke Palestina. Menurut doktor lulusan Ummul Qura Madinah itu, metode pendidikan yang diterapkan oleh Nabi Ibrahim pada anaknya selayaknya orang tua yang memondokkan anak-anaknya.
Pada saat menginjak umur 11 tahun, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah oleh Allah untuk menyembelih anaknya sendiri. "Cara Allah mendidik keluarga Nabi Ibrahim merupakan cara Allah memberikan contoh keluarga yang baik dalam mendidik anak dan keluarganya," ungkap Ustadz Abdul Adzim lagi.
Cara Nabi Ibrahim berkomunikasi dengan Nabi Ismail pun dilakukan dengan cara memberikan penjelasan tentang perintah Allah. Qurban adalah perintah yang Allah serukan sebagai bentuk ketaatan hamba pada Tuhannya. "Tidak hanya itu, istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar, merupakan istri yang sholehah dan sangat menjadi contoh bagi istri-istri lainnya," jelas Ustadz Abdul Adzim.
Segala hal yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim merupakan contoh dalam memberikan yang terbaik untuk Allah. Segala hal yang dikorbankan haruslah yang terbaik. Selayaknya Nabi Ibrahim yang dengan pasrah mengorbankan anaknya demi memenuhi perintah Allah. "Maka dari itu kita diwajibkan menyembelih hewan qurban yang paling baik dan paling bagus. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk Allah, " ungkapnya lagi.
Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) berhasil mengumpulkan 170 hewan kurban 93 kambing dan 15 sapi. Menurut ketua pelaksana Qurban Tazkia IIBS, Ustadz Ahmad Winardi, Lc qurban kali ini tidak hanya dirasakan oleh santri dan asatidz Tazkia IIBS saja. Namun kambing dan sapi ada juga yang disumbangkan ke masjid, musholla dan penduduk sekitar juga diluar pulau.
“Kita juga memberikan sumbangan qurban ke wilayah-wilayah yang rawan dengan kristenisasi. Tujuannya untuk memperluas sayap dakwah Tazkia IIBS khususnya pada daerah-daerah yang rawan tersebut,” jelas Ustadz Winardi. (lil)