Congratulation! Tazkia Get License to Adopt Al-Azhar Curriculum Cairo, Egypt, Start of Academic Year 2018-2019

Sejak berdirinya hingga saat ini Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren dan umum. Secara dinamis Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) terus mengembangkan metode pembelajaranya. Hal ini terus diupayakan guna memperoleh hasil yang maksimal pada proses pengajaran serta output-nya.

 

Selain itu Tazkia IIBS telah menisbatkan diri sebagai sekolah bertaraf internasional, mengharuskan Tazkia terus berbenah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan kurikulum terbaik sesuai dengan perkembangan pendidikan internasional saat ini. Berkenaan dengan hal tersebut, agar semakin membuka peluang bagi alumni Tazkia IIBS Malang yang hendak melanjutkan pendidikannya di luar negeri utamanya di Timur Tengah, maka tazkia di tahun ajaran baru 2018 ini akan memulai menerapkan kurikulum Al Azhar Mesir pada materi pelajaran diniyahnya.

 

“Kurikulum ini kami gunakan untuk memfasilitasi santri pada jenjang selanjutnya atau pada jenjang perguruan tinggi,” jelas Direktur Ma'had Tazkia IIBS, Ustadz Muhammad Rajab, M.Pd.I.


Perumusan kurikulum Al Azhar sudah dilakukan dari satu tahun sebelumnya. Setelah penyediaan saran prasarana mencukupi lalu dilakukan penjajakan dan penandatanganan nota kesepahaman. “Tinjauan terkait penggunaan kurikulum Al Azhar sudah mengalami beberapa evaluasi yang akhirnya dilakukan kerjasama tersebut,” jelas Ustadz lulusan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso tersebut.


   

 

Kurikulum Al-Azhar Mesir adalah kurikulum yang berisi beberapa pelajaran diniyah yang telah distandarisasi oleh Universitas Al-Azhar Mesir. Kurikulum tersebut akan di terapkan di sekolah menengah tingkat atas. Pelajaran yang dimaksud meliputi; Bahasa Arab yang mencakup pelajaran Nahwu, Shorof, Balaghoh, dan Adab. Sedangkan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup Aqidah, Tafsir, dan Fiqh.

 

Tak ketinggalan Alquran yakni kemampuan menghafal Al Quran dengan target SMP enam juz dan SMA enam juz. “Program tahfidz atau menghafal Al Quran memang sudah kami canangkan sejak awal,” paparnya lagi.

 

Guna kesuksesan dan kelancaran kurikulum ini, Tazkia IIBS menginduk pada sekolah Al Azhar Jakarta yang telah terlebih dahulu menerapkan Kurikulum tersebut. Salah satu persyaratan bagi lembaga yang ingin menerapkan kurikulum ini, adalah dengan adanya sertifikat pengakuan dari doktor alumni Universitas Al-Azhar.

 

“Dalam hal ini pemberi license pelaksanaan kurikulum Al-Azhar Mesir di Tazkia adalah Dr Syekhrozi Dimyati,” lanjutnya. Tidak hanya itu, dengan berjalannya program kurikulum Cambridge dan Al Azhar, Tazkia IIBS Malang juga menggunakan dua bahasa untuk digunakan bahasa sehari-hari yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris.


 

 

“Penggunaannya bergulir selama dua pekan sekali dan terus bergantian sehingga kemampuan bahasa santri juga bertambah,” jelasnya lagi. Selanjutnya Tazkia IIBS telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk penggunaan kurikulum mesir tersebut pada Jumat (20/4).

 

Penandatanganan dilakukan antara CEO Tazkia IIBS Malang Ustadz Nur Abidin M.Ed dan Dr. Syekhrozi Dimyati. Dengan terlaksananya penandatanganan nota kesepahaman tersebut Tazkia IIBS sudah mengantongi izin untuk menerapkan kurikulum tersebut pada tahun ajaran baru 2018 mendatang. Kedepannya setiap lima tahun akan dilakukan tinjauan dan evaluasi pada pelaksanaan kurikulum tersebut.

 

“Tidak cukup mengadakan kurikulum Al Azhar tanpa kemudian memperhatikan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya). Karena justru hal tersebut yang lebih penting,” ungkapnya.

 

Hal lain yang akan dipersiapkan adalah melakukan pelatihan pada guru pengajar

diniyah. Pelatihan ini akan dipandu langsung oleh perwakilan universitas Al-Azhar Mesir yang ada di Indonesia. Seluruh santri Tazkia IIBS akan terlibat pada penerapan kurikulum ini. Implementasi pelasanaannya akan diintegrasikan dengan jam pelajaran umum yang menginduk pada kurikulum Dinas pendidikan (DIKNAS). Nantinya di akhir pembelajaran, jika santri telah lulus dari SMP Tazkia atau SMA Tazkia akan mendapatkan ijazah langsung dari Universitas Al- Azhar, Kairo, Mesir.

 

“Intensif dilakukan setelah ada pemetaan santri yang berminat. Pendampingan dilakukan oleh guru yang memang lulusan Al Azhar,” rinci Ustadz Rajab. Harapan besar dari  penerapan kurikukulum ini adalah, setelah lulus dari SMA tazkia para santri yang telah mendapatkan ijazah dari Universitas Al Azhar Mesir, akan mudah untuk melanjutkan pendidikanya di negara –negara Timur Tengah. (rf/lil)

Share this post