Belajar Diplomasi Kebudayaan, Santri Putri Thursina IIBS Melenggang ke AYIMUN di Thailand
Kabar membanggakan, 26 santri Thursina hadir pada forum Asia Youth International Model United Nations Aspiring Youth Model United Nations (AYIMUN) di Thailand. AYIMUN merupakan simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diikuti oleh pemuda-pemudi dari berbagai negara Asia. Tujuannya adalah mengembangkan keterampilan diplomasi, public speaking, pemikiran kritis, serta memperluas wawasan global generasi muda. AYIMUN menciptakan ruang bagi pemuda untuk mendiskusikan isu-isu dunia secara profesional dan solutif. Santri bertolak dari Bandara Juanda, transit di Singapura, sebelum akhirnya tiba di Bangkok (2/5).
Ustadzah Zahra Zakiyah, S.Pd., pendamping AYIMUN sekaligus Co. Discipline and Behaviour, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) menyampaikan, acara diselenggarakan di Rama Garden Hotel wilayah setempat. Setibanya di lokasi, seluruh santri mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari acara pembukaan, committee session, outing ke beberapa destinasi wisata, penutupan sekaligus pembacaan nominasi award. "Rencananya santri Thursina IIBS Putri akan menyumbangkan penampilan kebudayaan lagu khas Sunda," tuturnya.

Sebelum keberangkatan, santri mempersiapkan diri dengan pelatihan Bahasa Inggris (khususnya debat dan diplomasi), pembelajaran tentang sistem PBB, riset tentang negara yang akan mereka representasikan, latihan public speaking, serta simulasi sidang Model United Nations (MUN). Tidak kalah penting juga adalah pembinaan akhlak dan karakter agar tetap mencerminkan nilai-nilai santri di forum internasional. "Santri yang mewakili memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang mumpuni, berwawasan global, serta sikap yang baik. Kami juga mempertimbangkan kesiapan mental dan komitmen dalam menjalani proses pembinaan sebelum keberangkatan," tambah Ustadzah Zahra.
Santri belajar menghadapi tantangan secara nyata. Pertama, mereka dilatih beradaptasi dengan format sidang internasional dan penggunaan Bahasa Inggris secara aktif. Kedua, santri melatih kemampuan rasa percaya diri. Tidak sekadar hafal dan memahami konsep pembahasan materi, tetapi juga kemampuan tampil di depan umum dengan berani. Solusinya adalah bimbingan intensif, mentoring, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung serta memotivasi santri siap berkompetisi dengan penuh semangat.
Santri belajar menghadapi tantangan secara nyata. Pertama, mereka dilatih beradaptasi dengan format sidang internasional dan penggunaan Bahasa Inggris secara aktif. Kedua, santri melatih kemampuan rasa percaya diri. Tidak sekadar hafal dan memahami konsep pembahasan materi, tetapi juga kemampuan tampil di depan umum dengan berani. Solusinya adalah bimbingan intensif, mentoring, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung serta memotivasi santri siap berkompetisi dengan penuh semangat.

Menurut Ustadzah Zahra, forum internasional AYIMUN menjadi ajang memperkuat nilai-nilai santri dalam hal leadership, integritas, keberanian berpendapat, kerja sama, toleransi, serta semangat perdamaian. Selain itu, identitas santri yang menjunjung tinggi akhlak mulia dan nilai-nilai Islam juga menjadi ciri khas yang ingin ditonjolkan. "Di masa depan, hal ini bisa menjadi bekal untuk peran mereka sebagai pemimpin umat dan bangsa, baik di dalam maupun luar negeri," tuturnya
AYIMUN bukan hanya ajang intelektual, melainkan juga sarana character building. Keikutsertaan santri adalah langkah strategis untuk menunjukkan bahwa generasi muda Islam mampu berdialog, berkolaborasi, dan memberi solusi untuk masalah dunia. Dukungan dari semua pihak sangat penting agar proses pembinaan berjalan optimal. "Semoga keikutsertaan di panggung internasional ini menjadi inspirasi bagi lainnya, sekaligus membawa nama baik pendidikan Islam di dunia global," tutupnya. (sls/lil)