Angkat Isu Tentang Privacy Data, Santri Thursina IIBS Kembali Melenggang ke Parlemen Remaja 2022
Parlemen Remaja kembali hadir di tahun 2022. Pada gelaran tahun ini, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) akan kembali berpartisipasi. Adalah Salma Fauziyyah Arif, santri kelas 12 akan berlaga bersama 131 peserta lainnya dari seluruh Indonesia pada 10-14 Oktober mendatang. Kali ini, dirinya akan mengikuti rangkaian simulasi sebagai anggota DPR RI mulai dari simulasi sidang penyusunan undang-undang, hingga kunjungan kerja ke beberapa instansi.
Parlemen remaja sendiri merupakan kegiatan yang digagas oleh Sekretariat Jenderal dan Badan keahlian DPR RI, melalui Biro Pemberitaan Parlemen. Ajang ini memberikan kesempatan bagi siswa SMA sederajat untuk merasakan menjadi anggota DPR RI selama lima hari. Tujuan utamanya guna memberikan pembelajaran politik kepada generasi muda.
Sebelum resmi menjadi delegasi, Salma, sapaan akrabnya, terlebih dahulu mengikuti rangkaian seleksi. Mulai dari seleksi Curriculum Vitae (CV), Esai, hingga pembuatan video kampanye dengan tema utama “Pentingnya Menyadari Konsekuensi Kebocoran Data Pribadi serta Cara Mencegah Kebocoran Data Pribadi”.
Melalui videonya, Salma mengungkapkan, kebocoran data pribadi justru banyak dilakukan oleh generasi yang melek digital. Hal itu berarti mereka belum memiliki kesadaran penuh atas pentingnya melindungi data mereka sendiri. Serta konsekuensi yang harus mereka terima saat data mereka bocor di internet.
“Melindungi data pribadi bukanlah pilihan, tetapi sebuah kewajiban. Masyarakat juga perlu tahu batasan-batasan tentang publikasi data pribadi mereka,” ungkapnya.
Mengikuti ajang parlemen remaja merupakan salah satu keinginannya sejak duduk di bangku kelas 11. Sehingga saat kesempatan itu muncul di tahun ini, Salma berusaha memberikan yang terbaik selama proses persiapan. Meskipun diakui ada rasa takut dan tidak percaya diri yang muncul, namun dirinya berusaha untuk tetap menyelesaikan segala persiapan. Tidak hanya sendiri, selama pembuatan esai dan konsep video dirinya juga melakukan bersama peserta lain dari Thursina IIBS.
“Saya bukan orang percaya diri dalam public speaking. Namun saya sadar, jika saya tidak mencoba menantang diri saya sendiri, ya saya tidak akan naik level,” imbuhnya.
Saat dinyatakan lolos, tentu dirinya merasa bahagia. Namun disaat yang sama, dirinya juga menyadari bahwa ada banyak hal lain yang perlu disiapkan. Bersama dengan pembina, dirinya mulai belajar untuk menggali lebih dalam perihal fenomena kebocoran data.
Serta mulai menyusun argumen yang nantinya akan diutarakan selama simulasi sidang DPR RI. Selain itu, dirinya juga secara rutin mengikuti pertemuan fraksi bersama peserta lainnya secara luring melalui zoom. Kegiatan itu merupakan bagian dari kegiatan pra-acara Parlemen Remaja.
“Hal pertama, tentu saya mulai banyak membaca buku dan artikel. Berlatih berargumen dengan lebih baik dan sopan. Termasuk melatih etika dan sikap yang baik selama rapat. Alhamdulillah, teman-teman juga banyak membantu saya dalam persiapan ini,” ujarnya.
Terakhir Salma mengungkapkan, mengikuti kegiatan yang berada di luar zona nyaman justru membawa dampak positif baginya. Terlebih melalui kegiatan semacam ini, dirinya juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kelas spesialisasi profesional yang diikutinya. Utamanya perihal pentingnya berpikir kritis dan komunikasi yang baik.
“Selama ada kesempatan, kita harus banyak mencoba. Pasti ada keraguan dan kesulitan, tapi kalau tidak mencoba, justru kita tidak akan pernah berkembang,” pungkasnya. (nai/lil)