Again, Our Teacher was Invited to Become a Judge in the National Arabic Debating Championship

Salah satu guru Tazkia Internasional Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Ustadz Agung Muttaqien, S Pd. I kembali mengharumkan nama Tazkia IIBS Malang karena menjadi perwakilan dengan menjadi juri dalam perlombaan debat yang digelar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Jumat (2/3) lalu. Secara  resmi, Ustadz Agung diundang untuk menjadi juri oleh Pengurus El Markazi UII Yogyakarta.

Bukan pertama kalinya Ustadz Agung menjadi juri dalam perlombaan debat bahasa arab. Sebelumnya Ia menjadi juri Debat Arab di Internasional Universities Arabic Debating Championship Doha, Qatar pada 2017 lalu.

Pengalaman yang dimilikinya menjadikan pria kelahiran 29 Mei 1994 tersebut dipercaya untuk menjadi juri. Di tahun sebelumnya, Ustadz Agung dipercaya untuk menjadi perwakilan Indonesia dalam pelatihan debat bahasa Arab di Qatar. Dalam event Training of Trainer di Qatar Debate Members of Qatar Foundation tersebut Ia termasuk salah satu dari dua orang utusan asal Indonesia.

 

“Ini merupakan suatu kebanggaan dapat membawa nama Tazkia IIBS Malang di tataran Nasional,” ungkapnya.

Selain itu, pria berdarah sunda tersebut juga menjadi juri dalam debat bahasa arab dari Indonesia dalam ASEAN Arabic Debating Championship Universitas Sains Islam Malaysia pada Maret 2018 ini. Kemampuannya dalam bidang debat bahasa arab benar-benar menjadi pertimbangan karena Ustadz Agung juga menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia sebagai anggota 2nd Batch of the Ellite Academy Qatar Debate Members of Qatar Foundation.

  

Dalam kegiatan menjurinya di UII Yogyakarta tersebut, lanjut Ustadz Agung, beberapa isu hangat yang menjadi pembahasan dalam debat tersebut adalah pendidikan sosial, politik, perekenomian. Selain itu tema efektivitas home schooling, pentingnya mengerjakan PR bagi Siswa Dasar, Kriminalisasi LGBT, Pengabdian wajib 1 tahun setelah menjadi Sarajana.

Isu-isu Internasional pentingnya penggunaan bitcoin, gerakan keras radikalisme dan sekularisme, pengaktifan kembali kesepakatan Kyto atas PBB dan tidak menanggapi penting kebijakan-kabijakan Donal Trump dan dampaknya terhadap negara-negara sekitar. (lil)


Share this post