Two Tazkia Students Achieve Honourable Mentions at TSL International School Debate 2018 in Seychelles, Africa

Setelah sukses dengan prestasi dua siswa Tazkia pada tahun lalu di ajang English Debate Trust for Sustainability Living (TSL) di Universitas Oxford, Inggris. Pada tahun ini, dua santri Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) kembali diundang mengikuti final debat dan penganugerahan dalam even yang sama.

Tidak tanggung-tanggung kedua santri Tazkia IIBS ini berhasil membawa dua penghargaan honourable mentions dalam ajang internasional yang diselenggarakan di Seychelle, Afrika pada 2-7 juli 2018 lalu.. Seychelle sebuah negara kepulauan yang terletak di sebelah timur daratan Afrika. Kedua santri tersebut yaitu Yiesha Ariqah Vihsany dan Karina Anastasya Putri.

Dengan mengambil tajuk Sustainable Development Goals (SDGs), kedua santri Tazkia IIBS berhasil berhasil mengirimkan idenya dalam bentuk essay dan berhasil masuk dalam tahap final. Keduanya merupakan bagian dari 40 finalis dari 1.150 peserta dari 70 negara yang turut berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.

  

Berbagai asal negara 40 finalis seperti UK, New Zealand, Bulgaria, Serbia and Montenegro, Nigeria, Seychelles, dan lain sebagainya. Kedua santri Tazkia IIBS merupakan satu-satunya perwakilan asal Indonesia yang lolos dalam final tahun ini.

Guru pembimbing perlombaan internasional tersebut, Ustadz Qoirul Mansyur, M. Pd menyatakan, setelah mengirimkan essay yang bertemakan kemaritiman, essay yang dikirim yang 70 negara tersebut diseleksi yang kemudian diumumkan ide essay yang terbaik. “Persiapan sudah dilakukan sebaik mungkin untuk melatih, membimbing dalam pembuatan essay juga,” ujar Ustadz Irul saat ditemui.

Sebelum menulis essaynya, Karina dan Yeisha melakukan observasi terkait kelautan. Hasil observasi kedua santri ini sangat berkaitan dengan tema TSL kali ini. Yiesha dan Karina dalam tulisanya mengajak masyarakat agar sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan untuk tidak membuang sampah sembarangan terlebih membuang sampah disungai, karena alirannya akan bermuara dilautan dan merusak pertumbuhan makhluk yang ada dilaut. Sehingga dikhawatirkan tingginya tingkat kelahiran manusia akan tetapi berkurangnya makhluk laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia itu sendiri.

  

Karina Ananstsya membagi pengalamanya saat ditemui. Santri SMA kelas XI tersebut menyampaikan bahwa Ia pernah menemui salah satu laut yang ada dibali terdapat banyak sampah plastik, botol dan lain sebagainya.

“Seketika saya berfikir jika dibiarkan ini akan tertumpuk dan akan merusak perkembangan makhluk yang ada didalamnya. Sehingga ini menjadi motivasi saya pribadi untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjadi tugas penting untuk terus mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Nanti kami akan membuat event terkait sosialisasi ini ke lingkungan pesantren tempat saya belajar terlebih dahulu.” ujar santri asal Bali tersebut.

Dalam acara yang berlangsung di Savoy Hotel - Beau Vallon Seychelles ini, para pelajar diminta untuk berfikir kritis dengan memberikan gagasan gagasan mereka tentang menjaga planet bumi yang berkelanjutan karena merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan sehingga sedini mungkin para calom pemimpin ini diberikan bekal untuk merawat planet tercinta ini. (arf/jal)

Share this post