Thursina IIBS Kirim Santri ke 9 Negara, Perkuat Identitas dan Daya Saing Lewat Pre-Departure

Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali adakan pembekalan santri studi lanjut ke luar negeri (2/6). Melalui kegiatan pre-departure, para santri mendapatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan penting sebelum mereka berangkat ke negara tujuan. Kegiatan dirancang agar santri memiliki kesiapan tidak hanya secara akademik, tetapi juga mental dan spiritual. Tahun ini, santri-santri Thursina IIBS bertolak ke berbagai wilayah, antara lain Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Turki, Arab Saudi, Mesir, dan Yordania.

Menurut Mohamat Taufik, M.Ed., Deputy of Study Abroad for Middle East and Turkey Thursina IIBS, kegiatan mempunyai tujuan penting, dilihat dari aspek administratif, karakter, dan wawasan global yang kuat. "Mereka bukan hanya duta lembaga Thursina IIBS, lebih dari pada itu, pemuda-pemudi harapan bangsa Indonesia," jelasnya.

  

Kegiatan pre-departure menghadirkan dua narasumber utama. Materi pertama disampaikan oleh Hamzah Assuudy Lubis, Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia yang pernah membawahi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia. Ia menyampaikan materi seputar "Persiapan Keberangkatan Santri untuk Belajar ke Luar Negeri dan Menjadi Bagian dari Diaspora Indonesia". Sementara itu, materi selanjutnya dibawakan oleh Mr. Ali Abdullah, seorang profesional dari Australia. Ia mengangkat tema "Melestarikan Iman di Dunia Sekuler: Tantangan dan Strategi bagi Umat Islam di Negara-Negara Non-Muslim". 

 

Sebelum sampai pada tahap keberangkatan, santri melalui proses panjang dan penuh dedikasi. Mulai dari seleksi akademik yang ketat, pembinaan bahasa asing, penguatan soft-skills, hingga pemantapan nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi utama pendidikan di Thursina IIBS. “Para santri juga dibimbing dalam proses aplikasi ke universitas luar negeri, termasuk persiapan dokumen, wawancara, serta strategi memilih jurusan dan institusi yang sesuai,” ungkap Ustadz Taufik. Semua ini dilakukan demi memastikan santri benar-benar siap secara menyeluruh.

Materi dalam sesi pre-departure bersifat teknis, menyentuh sisi nilai dan karakter. Dimana pun mereka berada, selamanya menjadi santri. Para peserta menerima bekal tentang adaptasi budaya dan akademik, manajemen waktu dan stres, serta etika komunikasi lintas budaya. 

  

Selanjutnya, berbagai tantangan akan menghiasi perjalanan santri di negeri orang. Sebut saja perbedaan budaya, sistem pendidikan yang asing, hingga godaan gaya hidup. Thursina IIBS telah membekali santri dengan kemampuan beradaptasi, ketahanan spiritual, serta dukungan dari jaringan alumni yang sudah terlebih dahulu menempuh studi di luar negeri.

Ustadz Taufik berharap, setelah menyelesaikan studi nanti, para santri kembali ke tanah air dengan semangat membangun. Santri menjadi pemimpin yang peduli, cerdas, dan mampu memberikan dampak nyata. Menjadi generasi hebat di dunia, kuat dalam berperan juga berkontribusi untuk bumi pertiwi.

  

“Jadilah insan yang membawa cahaya, bukan hanya ilmu tapi juga karakter santri yang menggabungkan nilai keislaman, rendah hati, berintegritas, siap berkontribusi, dan tidak lupa nilai-nilai identitas sebagai anak bangga dan wakil dari leluhur pesantren Thursina IIBS,” pesan Ustadz Taufik. (sls/lil)

Share this post