Santri Thursina IIBS Kembangkan Transdermal Patch untuk Ulkus Diabetes
Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) terus berinovasi dengan mengembangkan solusi medis berbasis bahan alami untuk pengobatan ulkus diabetik. Dalam upaya ini, tim yang terdiri dari santri kelas 12 bekerja sama dengan berbagai institusi akademik dan medis untuk menciptakan transdermal patch yang mengandung ekstrak lumut hati dan kolagen tulang ikan nila. Solusi ini diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada penderita diabetes dengan cara yang lebih efektif, terjangkau, dan ramah lingkungan.
Ulkus diabetik adalah salah satu komplikasi diabetes yang sering menyebabkan infeksi dan bahkan amputasi. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi yang efektif dan berbasis bahan alami untuk mempercepat proses penyembuhan. Menurut Ustadzah Rafa, Head of Thursina IIBS Specialization Program, tim ini terinspirasi untuk mengembangkan transdermal patch ini karena kebutuhan akan alternatif pengobatan yang aman, alami, dan inovatif.
"Ekstrak lumut hati mengandung senyawa bioaktif seperti anti-inflamasi dan antimikroba, yang sangat bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada luka. Sementara itu, kolagen dari tulang ikan nila mendukung regenerasi jaringan kulit, memperbaiki elastisitas, dan membantu pembentukan jaringan kolagen serta epitel baru," ujar Ustadzah Rafa.
Selain manfaat medisnya, penggunaan bahan alami seperti limbah tulang ikan juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Bahan-bahan tersebut diolah secara ramah lingkungan dan dipilih untuk memberikan manfaat maksimal tanpa menambah dampak buruk terhadap alam. Ustadzah Rafa menambahkan, "Penggunaan limbah tulang ikan sebagai bahan baku utama juga merupakan bentuk inovasi yang mendukung ekonomi sirkular dan meminimalkan pemborosan."
Cara kerja transdermal patch ini adalah dengan melepaskan bahan aktif secara bertahap melalui kulit langsung ke area ulkus. Hal ini membantu mempercepat penyembuhan luka dengan mengurangi peradangan, meningkatkan proliferasi fibroblas, serta mempercepat pembentukan jaringan baru. Keunggulannya dibandingkan dengan pengobatan ulkus diabetes lainnya adalah aplikasi yang mudah, non-invasif, dan dapat mengurangi efek samping sistemik karena pelepasan bahan aktif yang terkontrol dan lokal.
"Ini adalah sebuah langkah besar dalam dunia pengobatan yang berbasis bahan alami. Kami berharap produk ini dapat membawa perubahan signifikan dalam pengobatan ulkus diabetik, terutama di daerah yang membutuhkan solusi terapi yang lebih terjangkau dan mudah diakses," tambah Ustadzah Rafa dengan penuh harapan.
Selain itu, pengobatan dengan transdermal patch ini memiliki potensi biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan terapi lanjutan atau prosedur medis yang lebih invasif, seperti operasi. Meskipun pengembangan produk ini masih dalam tahap pengujian preklinis, tim siswa kelas 12 yang terlibat optimis bahwa solusi ini dapat mengurangi angka amputasi akibat ulkus diabetik dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes di masa depan.
"Tim ini berharap inovasi ini tidak hanya menjadi solusi medis yang lebih terjangkau, tetapi juga menginspirasi pemanfaatan bahan alami berkelanjutan dalam pengembangan terapi medis yang lebih ramah lingkungan," kata Ustadzah Rafa.
Melalui kolaborasi yang erat dengan institusi akademik dan medis, transdermal patch ini berpotensi menjadi terobosan dalam pengobatan ulkus diabetes, serta membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut dan uji klinis di masa depan.(rnw/lil)