Realisasi Road Map, Thursina IIBS Canangkan untuk Menjadi The Center of Excellence

Selepas libur akhir tahun, seluruh SDM Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) memulai aktivitas dengan serangkaian kegiatan reorientasi kelembagaan yang berlangsung hingga 5 Januari 2025. Kegiatan ini diawali dengan sesi bertajuk "Thursina & Identity Orientation" yang disampaikan oleh empat narasumber utama: Chairman Thursina IIBS, Ustadz Dr. Muhammad Ali Wahyudi; CEO Thursina IIBS, Ustadz Nur Abidin, M.Ed; Senior Advisor Thursina IIBS, Ustadz Ir. Sentot Eko Parijatno, M.T; serta Chief of Endowment Fund & Partnership, Ustadz Imam Awaludin, Lc, M.A, Ph.D.

Tema besar yang diusung adalah "Revisiting Our Vision & Mission: Road To The Center of Excellence". Dalam paparannya, Ustadz Ir. Sentot Eko Parijatno menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan zaman dan teknologi sebagai salah satu fondasi utama dalam menciptakan generasi unggul.

 

Menurutnya, guru memiliki peran strategis dalam menghadirkan pembelajaran yang relevan dan efektif bagi para santri, terutama di era yang serba cepat ini. “Ilmu dan teknologi yang diikuti harus cepat dan harus lompat,” ungkapnya, menekankan bahwa kemampuan untuk mengikuti perkembangan saja tidak cukup; diperlukan lompatan inovasi agar tetap unggul. Guru yang mampu menguasai percepatan teknologi dan perkembangan zaman tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memberikan inspirasi kepada santri untuk menjadi pelopor perubahan.

Namun, Ustadz Sentot juga mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi, kejujuran tetap menjadi nilai utama yang tidak boleh diabaikan. "Dengan kejujuran, Thursina bisa menjadi Center of Excellence," ujarnya dengan penuh keyakinan. Kejujuran, lanjutnya, adalah fondasi moral yang memastikan segala ilmu dan teknologi yang diperoleh digunakan untuk kebaikan bersama. Kombinasi antara kompetensi teknologi dan integritas moral inilah yang diyakini mampu menjadikan Thursina sebagai pusat keunggulan yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga membawa manfaat bagi umat.

Sementara itu, Ustadz Imam Awaludin menjelaskan bahwa Center of Excellence (CoE) harus dimulai dari individu yang unggul atau “Self Excellence”. “Visi hidup seorang muslim adalah meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Misi utama kita adalah beribadah kepada Allah. Maka, seluruh pekerjaan yang kita lakukan, termasuk membentuk generasi unggul, harus diniatkan sebagai ibadah,” ungkapnya.

 

Senada dengan itu, Ustadz Dr. Muhammad Ali Wahyudi memberikan perhatian khusus pada peran guru dan sumber daya manusia (SDM) sebagai elemen pembeda yang menjadikan Thursina IIBS unggul di antara lembaga pendidikan lainnya. Menurutnya, keberadaan guru dan SDM yang berkualitas tidak hanya menentukan efektivitas pembelajaran, tetapi juga menjadi pondasi kokoh untuk menciptakan institusi pendidikan yang berdaya saing global. “Karakteristik Center of Excellence (CoE) mencakup tim ahli yang fokus pada bidang-bidang tertentu, kolaborasi keilmuan, inovasi, dan pemanfaatan teknologi terkini,” jelasnya. Hal ini menegaskan bahwa sebuah boarding school yang ingin menjadi CoE harus mampu menunjukkan keunggulan di semua aspek tersebut.

Ia menambahkan bahwa keunggulan utama Thursina terletak pada brainware-nya, yakni sumber daya manusia yang unggul, baik dari segi kompetensi, inovasi, maupun wawasan global. “Implementasi ini akan diwujudkan melalui pusat penelitian, pelatihan, dan pengembangan yang internationally minded,” paparnya. Dengan mengintegrasikan teknologi mutakhir dan pendekatan kolaboratif, Thursina tidak hanya mencetak santri yang cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara emosional dan spiritual. Ustadz Dr. Muhammad Ali Wahyudi menegaskan bahwa dengan fokus pada pengembangan SDM dan budaya inovasi, Thursina dapat terus memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan Islam yang menjadi rujukan baik di tingkat nasional maupun internasional.

CEO Thursina IIBS, Ustadz Nur Abidin, M.Ed., mengungkapkan salah satu visi besar yang menjadi landasan utama perjalanan Thursina, yaitu mempersiapkan para santri agar mampu bersaing dan diterima di 100 universitas terbaik dunia. “Alhamdulillah, alumni SMA Thursina sudah mulai menempati 100 universitas top dunia,” ungkapnya dengan penuh syukur. Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang diterapkan di Thursina tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga mampu mencetak generasi yang kompetitif di level global. Selain itu, Ustadz Nur Abidin menambahkan bahwa sebanyak 26 alumni SMA Thursina juga telah melanjutkan studi di universitas terbaik di Indonesia, mencerminkan keseimbangan antara capaian internasional dan kontribusi dalam negeri.

Lebih jauh, ia memaparkan bahwa roadmap strategis Thursina menuju Center of Excellence (CoE) telah dirancang untuk berjalan secara bertahap hingga tahun 2029. Salah satu langkah besar dalam roadmap tersebut adalah pembentukan Thursina Excellence Center (TEC), sebuah pusat penelitian, rujukan, dan pengembangan pendidikan Islam yang bertujuan untuk memperkuat posisi Thursina sebagai institusi pendidikan yang menjadi inspirasi dan rujukan di berbagai bidang. TEC nantinya akan menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan para ahli untuk menghasilkan inovasi dalam pembelajaran berbasis nilai-nilai Islam yang relevan dengan perkembangan zaman.

Menurut Ustadz Nur Abidin, M.Ed., dengan tekad dan langkah strategis ini, Thursina tidak hanya berambisi mencetak generasi unggul, tetapi juga menciptakan ekosistem pendidikan yang memberikan dampak luas bagi umat, baik di tingkat nasional maupun global.

Reorientasi ini menjadi langkah awal Thursina IIBS untuk memperkuat komitmen dalam mencapai visi sebagai Center of Excellence, yang mencakup pengembangan akademik, spiritual, dan inovasi pendidikan di tingkat nasional maupun internasional.(lil)

Share this post