Preparing the Students to Face the Global Challenge, Tazkia IIBS Malang Facilitates a Student Organisation

Berorganisasi merupakan salah satu cara Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang dalam melatih santri dalam berbagai bidang. Tidak hanya berhasil dalam dunia akademik, namun soft skill juga sangat diperlukan oleh santri Tazkia IIBS Malang untuk menghadapi tantangan zaman.

 

Tazkia Student Association (TSA) merupakan salah satu wadah santri untuk belajar berorganisasi. Dengan rangka menciptakan regenerasi, Tazkia IIBS Malang juga mengadakan pergantian pengurus TSA setiap tahunnya.

 

Setelah melakukan pemilihan presiden dan ketua TSA periode 2017-2018 pada 28 Oktober 2017 lalu, kini saatnya seluruh pengurus baru tersebut  dilantik dan disahkan menjadi pengurus TSA untuk satu periode kedepan, Senin (13/11). Bagian Kesiswaan Tazkia IIBS Malang, Ustadzah Dian Asmi Setoningsih menyatakan, selain menjadi wadah untuk berproses, TSA juga menjadi salah satu tempat  untuk saling merekatkan antara satu dan lainnya.


 


 

 

“Dari sini, akan terbentuk ikatan kekeluargaan, karena satu sama lain akan saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah,” jelas Ustadzah Dian.

 

Sebelumnya seluruh pengurus baru tersebut menjalani beberapa proses pendadaran. Dimulai dari pemberian materi yang dikemas melalui Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang dilaksanakan selama 2 hari (1-2/11) lalu. Melalui LDK tersebut, seluruh santri yang tergabung dalam TSA 2017-2018 mendapatkan berbagai materi sebagai bekal untuk menjalankan kepengurusan. Mulai dari materi bagaimana menjadi seorang pemimpin hingga materi aplikatif seperti evaluasi kerja diajarkan.

 

“Secara umum tentang skill berorganisasi kita berikan melalui LDK tersebut, selain itu kami juga memberikan outbond di luar kampus Tazkia guna menyatukan antar santri. Dalam outbond itu seluruh pengurus TSA 2017-2018 diajarkan tentang manajemen konflik yang dipraktekkan secara langsung. Dengan simulasi dan langsung praktek santri akan lebih paham dengan teorinya,” ungkap Ustadzah asal Lamongan tersebut.


 


 


Setelah semuanya rampung, sebanyak 64 pengurus TSA yang terdiri dari 27 pengurus TSA putra dan 37 pengurus TSA Putri resmi dilantik dan dikukuhkan. Ustadzah Dian menilai, dengan memberikan kesempatan pada santri untuk berorganisasi maka santri akan memiliki bekal untuk masa depannya. “Memang hasilnya tidak bisa dilihat secara langsung, karena semuanya adalah proses pembelajaran,” paparnya lagi.

 

Ustadzah Dian berharap, dengan dilantiknya kepengurusan baru 2017-2018 dapat menjadikan santri Tazkia IIBS Malang menjadi pemimpin kelak di masa depan. “TSA merupakan miniatur masyarakat, tantangan dan konflik pasti ada. Justru dengan itu dapat melahirkan santri-santri yang menjadi madu peradaban di masa datang,” harap Ustadzah Dian mengakhiri. (lil)

Share this post