Perkuat Adab dan Tingkatkan Motivasi Belajar, Santri Thursina IIBS Ikuti Reorientasi Aturan Pasca Libur Idulfitri 1446 H
Semangat pembaruan terpancar di Masjid Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) Putra saat santri mengikuti kegiatan Reorientasi Aturan Pertemuan ke-2. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyulut kembali semangat belajar, kedisiplinan dan penanaman karakter pasca libur Idulfitri 1446 H, Selasa (15/04).
Hadir secara langsung, Chief Executive Officer (CEO) Ustaz Nur Abidin, M.Ed untuk memberikan sambutan, beliau menyoroti pentingnya pembentukan karakter seorang santri dimulai dari hal-hal yang tampak sederhana, seperti barisan yang rapi, sikap duduk yang tertib, serta fokus dan khusuk (sungguh-sungguh). Kondisi majelis yang khusyuk, penuh rasa hormat kepada guru, dan disiplin telah lama menjadi budaya di negara-negara maju seperti Singapura, Australia, bahkan Jepang.
“Ajaran adab seperti ini justru berasal dari tradisi ulama-ulama Islam, namun kini mulai ditinggalkan oleh umat Islam sendiri. Sementara itu, bangsa-bangsa Barat justru mengadopsi dan mempertahankan nilai-nilai ini, sehingga mereka mampu berkembang dan maju menjadi negara super power” ungkap beliau
Pada pertemuan ini, alumni Flinders University ini juga menyampaikan refleksi penting bagaimana seseorang bisa menjadi khalifah atau profesional yang unggul di masa depan. Beliau mengajak santri belajar dari negara Singapura, yang dulunya merupakan negara miskin, tidak memiliki sumber daya alam, dan pernah dijajah oleh Inggris. Namun, berkat visi besar founding father-nya Lee Kuan Yew, Singapura mampu bangkit menjadi negara maju.
Beliau mengutip pernyataan Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris, menurutnya keberhasilan Singapura bertumpu pada tiga prinsip utama. Pertama adalah semangat menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa global, kedua setiap individu harus berlomba-lomba menjadi seorang yang terampil dan pandai, serta yang ketiga harus menjadi orang baik dengan menumbuhkan kesadaran untuk tidak berbuat buruk atau mengambil hak sesama. Sebagai penutup, beliau menegaskan bahwa kapasitas intelektual saja tidak cukup, jika tidak disertai dengan akhlak dan adab yang baik.
“Semangat ini sudah diterapkan di Ma’had kita, semua sudah ada didesain dan dikembangkan untuk membekali anda, tinggal komitmen dan kesungguhan anda untuk belajar atau tidak” terang beliau.
Sejalan dengan hal tersebut, Senior Advisor Thursina IIBS Ir. Sentot E. Parijatno, M.T juga menekankan pentingnya menjadi seorang yang bijak di era keterbukaan informasi seperti saat ini. Hal ini harus ditunjukkan dengan komitmen untuk hanya menerima dan menyaring informasi yang baik. Sebab, tidak semua informasi yang tersebar dapat bermanfaat atau sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan untuk memilah informasi yang positif dan relevan merupakan bagian penting dalam membentuk karakter.
“Teknologi ibarat perpanjangan dari mata, telinga, dan hati, apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan kini dapat diakses melalui satu layar untuk itu diperlukan kesadaran penuh dan kontrol diri agar kita tidak terjebak dalam arus informasi yang merusak.” tegas beliau.
Sementara itu, Chairman Yayasan Islam Thursina Malang Ustaz Dr. M. Ali Wahyudi, M.Pd, mengajak santri membaca kondisi di tengah masyarakat saat ini yang tengah mengalami kemerosotan adab. Beliau berharap agar para santri tidak hanya menyadari hal tersebut, tetapi juga berkomitmen menjadi bagian agen perubahan untuk memperbaiki citra umat Islam.
"Santri harus menjadi benteng terakhir adab, Rasulullah SAW merasa sedih ketika ada umatnya yang dizalimi, sudah seharusnya anda sebagai santri menjunjung tinggi adab. Jangan ikut larut dalam arus, tetapi harus bangkit untuk menjaga kehormatan kaum muslimin,” tegasnya.
Selepas itu dilanjutkan dengan orientasi pendalaman materi. Pertama disampaikan oleh Chief of Management of Information & Technology, Ustaz Imam Baehaqi, M.M., dengan tema Orientasi Digital Ethic dan IT Security System. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan etika berinteraksi di dunia digital serta pentingnya tanggung jawab. Hal ini menjadi pengingat kuat akan bahaya yang dapat merusak masa depan generasi muda jika tidak diantisipasi dengan pemahaman dan karakter yang kuat.
Pasca istirahat dan makan siang, santri kembali mengikuti pendalaman dari konselor sekolah terkait dampak buruk bullying, asusila, kecanduan game-gadget-pornograsi, juga dilanjutkan dengan orientasi program Bahasa Inggris, program olahraga dan kemandirian, hingga program Bahasa Arab. Upaya ini merupakan bagian dari ikhtiar Thursina IIBS dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kokoh dalam adab, spiritualitas, serta kedewasaan penggunaan teknologi (Hel).