Kuasai Teknik Aerodinamika, Santri Thursina IIBS Borong Medali di ASEAN Water Rocket Competition, Thailand
Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS). Dua santri kelas 11, Ananda Atha Haidar Naufal Anugroho dan Azzam Muyassar, sukses meraih medali dalam ASEAN Water Rocket Competition yang digelar di Thailand pada 31 Januari – 3 Februari 2025. Atha Haidar membawa pulang Silver Medal, sementara Azzam Muyassar memperoleh Bronze Medal, setelah bersaing dengan peserta dari berbagai negara di ASEAN.
Kompetisi ini merupakan ajang perdana yang diselenggarakan oleh Indonesia Science Center (ISC) bekerja sama dengan National Science Museum (NSM) Thailand. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan sains bagi peserta berusia 12-18 tahun di Asia Tenggara. Ke depan, ajang ini diharapkan dapat melibatkan lebih banyak science center dari negara-negara ASEAN.
Ustadz Helmi Pakas, M.Pd., selaku pembimbing perlombaan tersebut, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian para santri. “Ini bukan hanya kemenangan bagi Atha dan Azzam, tapi juga untuk Thursina IIBS dan Indonesia. Mereka membuktikan bahwa santri tidak hanya hebat dalam ilmu agama, tetapi juga bisa bersaing di dunia sains dan teknologi di level internasional. Terlebih ananda Atha Haidar berhasil menjadi 10 besar dalam kejuaraan dunia tersebut,” ujarnya.
“Perjalanan Ananda Atha Haidar dan Azzam Muyassar menuju kompetisi ASEAN ini penuh tantangan. Mereka pertama kali mendapat rekomendasi dari Jatim Park 1, lalu melanjutkan perjuangan ke Kompetisi Roket Air Nasional yang diadakan oleh Indonesia Science Center BRIN di TMI, JakartaI”, ungkap Ustadz Helmi. Berkat performa yang sangat melampaui batas mereka di tingkat nasional, keduanya mendapatkan kesempatan untuk bertanding di Thailand, membawa nama Indonesia di ajang bergengsi ini.
Dalam kompetisi ini, peserta ditantang untuk merancang dan meluncurkan roket air dengan teknik aerodinamika yang tepat. Mereka harus memastikan presisi peluncuran, jarak tempuh, dan kestabilan roket, yang menjadi faktor penentu dalam penilaian.
Ustadz Helmi menambahkan bahwa kompetisi seperti ini sangat penting bagi santri untuk mengasah keterampilan berpikir kritis dan inovasi. “Melalui ajang seperti ini, santri belajar bagaimana memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan bekerja dalam tim. Ini adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan,” jelasnya.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi santri lainnya untuk terus mengembangkan potensi mereka di bidang sains dan teknologi. “Semoga prestasi ini menjadi pemicu semangat bagi santri-santri lain agar terus berani bermimpi dan berusaha. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk berprestasi, termasuk santri,” tambah Ustadz Helmi.
Keberhasilan ini semakin memperkuat komitmen Thursina IIBS dalam membina generasi yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang kuat, tetapi juga berprestasi dalam bidang akademik serta mampu bersaing di kancah internasional. Dengan dukungan penuh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Thursina IIBS terus mendorong santrinya untuk menjadi individu yang kompetitif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan di tingkat global. (rnw/lil)