Inisiasi Aplikasi bagi Pengidap Kanker, Santri Thursina IIBS Raih Juara 3 di EXFEST 2025
Tidak henti-hentinya santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) meraih prestasi. Bima Ramadhan Syabibi, Sadid Jundi Furqoni, dan Raihan Naufal Fadhil menoreh juara tiga dalam bidang Fisika. Perlombaan teruji dalam ajang Exfesh (Excellent Festival of SMA Unggulan Haf-Sa), kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong, Probolinggo.
Menurut Ustadz Helmi Pakas Rivai, M.Pd., guru Fisika sekaligus Kepala Jurusan Profesional & CEO Thursina IIBS menyampaikan, santri membuat project aplikasi Smart Hero yang diperuntukkan kepada pengidap kanker. Aplikasi menyertakan bagian untuk keluarga pasien, agar mendapatkan pendidikan cara merawat, memberikan dukungan dan sebagainya. Di dalam aplikasi juga ada fitur untuk konsultasi dokter. Selain itu, terdapat forum komunitas antar pasien bertemu, mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya supaya tidak merasa kesepian.
"Smart Hero hadir sebagai bentuk kepedulian santri terhadap penderita kanker yang kerap mengalami rasa kesepian, kebingungan, dan keterbatasan akses informasi. Melalui aplikasi ini, para santri berharap dapat memberikan solusi yang menyentuh aspek emosional, edukatif, dan medis secara holistik," jelas Ustadz Helmi
Santri melewati proses seleksi dan pengembangan secara online dengan mengumpulkan paper. Mereka berhasil masuk final dan mempresentasikan ide tersebut di SMA Unggulan Haf-Sa secara langsung. Sebagai pembina, Ustadz Helmi selalu membantu mengecek kembali hasil dan progres peserta dalam project, utamanya kesesuaian dengan kaidah, latihan persiapan dalam presentasi serta tanya jawab.
Salah satu tantangan terbesar ketiga santri ialah bersaing dengan banyaknya peserta hebat lainnya. Mereka harus berhadapan dengan juri terbaik, guru besar dari Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Malang (UM). "Alhamdulillah, selain uang tunai, sertifikat, piala, ketiga santri memperoleh free pass untuk masuk ke UM," tuturnya. Smart Hero kini sedang dalam tahap uji coba terbatas, dan para santri berharap aplikasi ini dapat segera diluncurkan secara luas dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tenaga medis, psikolog, serta komunitas pendamping pasien kanker.
Ustadz Helmi berharap, pengalaman dan penghargaan tersebut dapat memotivasi santri lainnya di Thursina. "Kami ingin mempersiapkan lebih baik lagi, terutama untuk adik-adik kelas mereka, bisa lebih lagi," tuturnya. (sls/lil)