Giat Berprestasi, Dua Asatidz Thursina IIBS Raih Penghargaan Gubernur Jawa Timur
Prestasi membanggakan kembali dicetak oleh asatidz Thursina International Islamic Boarding School (IIBS). Dua asatidz Thursina IIBS, Ustadzah Dian Asmi Setoningsih, M.Pd. dan Ustadzah Risa Nur Fitriyana, S.Psi., menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Selasa (2/5).
Penyerahan penghargaan itu bersamaan dengan Puncak Acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Setiap tahun, Gubernur Jawa Timur memberikan penghargaan kepada para guru berprestasi. Pada acara pemberian penghargaan itu juga terdapat puluhan penerima berbagai penghargaan yang terdiri dari Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya, Bidang Pendidikan Pendidikan SMA, Bidang Pembinaan Pendidikan SMK, Bidang Pembinaan PK-PLK, dan Bidang Pembinaan GTK.
Ustadzah Dian menerima penghargaan melalui medali emasnya pada International Research Teacher Competition (IRTC) 2023. Sementara Ustadzah Risa juga dengan medali emasnya di Research Grant dari Southeast Asian Minister of Education Organization-Regional Center for Food and Nutrition (SEAMO-RECFON).
Pada awalnya, para guru mendapat pesan dari Dinas Pendidikan untuk mendaftarkan perolehan prestasi yang mereka dapatkan pada tahun ajaran ini. Kemudian, prestasi-prestasi tersebut disaring dan yang lolos akan menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, sebagaimana Ustadzah Dian dan Ustadzah Risa.
Mereka kemudian diundang ke Surabaya untuk penyerahan penghargaan tersebut. Acara penyerahan penghargaan itu juga sangat berkesan bagi dua asatidz tersebut. Ustadzah Dian mengungkapkan pertemuannya dengan para guru penerima penghargaan lain memotivasinya untuk menjadi pendidik yang lebih baik. “Karena Thursina sekolah internasional jadi jarang berkumpul dengan guru rekan GTK atau mengikuti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Tapi di sana bisa berkumpul dan saling sharing.
"Setelah mengobrol, Masya Allah, guru yang diundang adalah guru-guru terbaik dan memiliki semangat mendidik sangat tinggi. Jadi menginspirasi untuk menjadi seperti beliau-beliau itu,” ujarnya.
Menurut Ustadzah Dian, guru yang memotivasi para santri untuk maju dan berkembang harus memotivasi diri sendiri untuk meng-upgrade diri juga. Hal itu bertujuan agar seorang guru dapat menjadi role model bagi santri-santrinya. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti kompetisi. Bahkan pada tahun ini Ustadzah Dian telah berpartisipasi dalam enam kompetisi.
“Contohnya dengan mengikuti kompetisi kita dituntut untuk membaca jurnal internasional dan berita pendidikan yang ter-update. Kita juga bisa mengembangkan diri kita menjadi lebih baik dan open-minded, tidak stuck hanya puas dengan apa yang sudah kita kuasai,” ujar Ustadzah Dian.
Ustadzah Dian dan Ustadzah Risa juga berterima kasih kepada Thursina IIBS yang selalu mendukung penuh para asatidz untuk berprestasi. Salah satunya pemberian apresiasi melalui pemberitaan. Dengan adanya penghargaan ini, bukan berarti tugas Ustadzah Dian dan Ustadzah Risa selesai. Namun, kedua asatidz tersebut justru menganggap bahwa dengan capaian ini mereka juga bertanggung jawab untuk terus memberikan sumbangsih serta menyalurkan ilmu kepada para asatidz lain.
“Harapannya, semoga saya dengan Ustadzah Risa dilancarkan agar bisa semakin menginspirasi dan membagikan pengetahuan atau pengalaman ke guru-guru di Thursina. Dan kalau bisa juga di Malang Raya atau Jawa Timur,” pungkas Ustadzah Dian.