Eighty Senior High School Students of Tazkia IIBS Malang have the Open-Test on Reading "Yellow" Books by Using Manhaji Method
Pemahaman berbahasa sangat diperlukan guna memberikan bekal pada santri paham akan bahasa Al Quran. Hal ini merupakan salah satu dasar Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang memberikan pembelajaran bahasa arab dengan metode manhaji. Guna melihat capaian hasil pembelajaran manhaji santri, Tazkia IIBS Malang gelar ujian terbuka manhaji bagi kelas X SMA, Kamis (5/10).
Sebanyak lebih dari 80 santri kelas X yang telah terpilih mengikuti ujian terbuka manhaji. Dengan disaksikan oleh santri kelas VII dan VIII, seluruh peserta manhaji serius menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh penguji. Dalam ujian kali ini Santri kelas X Membaca Kitab Fathul Qarib berikut dengan Terjemahnya. Setelah itu tim penguji melontarkan pertanyaan tentang ketentuan tanda baca. Ketua Pelaksana ujian terbuka manhaji, Ustadz Agung Mutaqqien, S. Pd.I menyatakan, manhaji adalah sebuah metode cara cepat membaca Kitab Klasik (Kuning) tanpa Harakat dan memahami Bahasa Al Qur’an dengan terjemah yang baik.
Metode ini juga perpaduan antara metode Klasik dan Modern yang di kemas secara Praktis, Inovatif dan Aplikatif. Tidak hanya itu pengarang kitab manhaji Ustadz. Joko Nursiyo, Lc, M.HI menyatakan bahwa metode ini terlahir dari pengalaman beliau mengajar selama 15 tahun. Dengan menggunakan metode ini dalam waktu 3 bulan santri mampu membaca kitab klasik (Kuning).
“Sebelumnya diadakan ujian tertutup terlebih dahulu untuk menyeleksi santri. Santri yang mendapatkan nilai 80 keatas kita ikutkan ujian terbuka,” jelas Ustadz Agung. Target utamanya adalah santri dapat membaca ‘kitab gundul’ serta dapat menterjemahkan arti dari kalimat arab tersebut. Lebih dari itu, dengan mengadakan ujian manhaji tersebut setiap santri dapat menjelaskan kedudukan kalimat pada bahasa arab.
Dalam jangka panjang, setiap santri diharapkan dapat paham dan bisa membaca tulisan arab dengan lancar. Tidak hanya membaca Al Quran saja, namun juga paham arti dan maknanya. Menurut Ustadz Agung, dengan begitu membaca Al Quran dapat lebih dinikmati. “Dengan begini, santri paling tidak mempunyai bekal untuk masa depannya, tidak hanya bisa membaca tapi juga paham maknanya,” ucap Ustadz Agung.
Dalam ujian terbuka tersebut keluar sebagai santri terbaik adalah Putri Annisa Dewi Maharani. Sedangkan Putra terpilih 2 santri terbaik Yafi Nabil Pradibta dan Hilman Yunan Yusnizar. Ketiganya adalah santri terbaik yang berhasil meraih nilai sempurna untuk ujian manhaji ini. “Dengan belajar manhaji kita bisa membaca kitab tanpa harakat serta bisa lebih paham maknanya,” ujar Putri Annisa, salah satu peserta terbaik. (lil)