Bertadabbur dengan Alam, Santri Thursina IIBS Ikuti Malam Bina Iman dan Taqwa
Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) kembali menggelar program rutin tahunan, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT). Berlokasi di Lembah Indah Kabupaten Malang, kegiatan yang diikuti santri kelas IX dan kelas XII menjadi ajang tadabbur alam, refreshment serta dalam rangka memberikan penguatan menyongsong persiapan penilaian akhir pelajaran akademik dan program tahfidz (23 – 25/10)
Bertadabbur dengan alam menjadi bagian dari rangkaian pembelajaran yang dilakukan Thursina IIBS dalam mengenalkan santri atas kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Berkegiatan di alam terbuka, kegiatan ini berupaya mengajak santri untuk merenungkan alam sebagai cara untuk menemukan tanda-tanda kebesaran Allah, menumbuhkan rasa takjub atas keagungan ciptaan Allah SWT sehingga semakin mendekatkan diri dan memperdalam keimanan santri. Terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan santri dalam program ini, mulai dari outbound, tausiyah keimanan, malam keakraban serta murojaah Al-Quran di alam terbuka.
Program pertama diawali dengan Mabit santri putri bertepatan dengan Senin – Selasa (23 – 24/10). Kegembiraan dan keseruan terpancar dari wajah para santri saat mengikuti permainan outbound mulai dari permainan tebak kata, estafet karet dan sambung lirik. Tawa riang dan teriakan penuh semangat mewarnai permainan sore itu. Sementara kicau burung sesekali ikut menyahut. Udara segar dan suara alam khas pedesaan semakin merekatkan keakraban sore itu.
Pada momen perayaan hari santri ini, Kepala Ma'had Putri Ustaz Nanang Setyobudi, S.Fil.I melalui tausiyahnya beliau berpesan agar semua santri kembali menata niatnya terkait kehadirannya di Thursina IIBS. Beliau menekankan kepada santri jenjang akhir ini agar lebih memanfaatkan kesempatan yang ada dengan maksimal untuk belajar dan berprestasi semata-mata untuk membanggakan kedua orang tua. Beliau juga menekankan agar santri senantiasa menjaga aspek religius, kepedulian pada sesama (caring) serta memiliki wawasan terbuka (open minded). Jika ke semua aspek tersebut telah melekat dalam diri, maka santri tersebut layak disebut sebagai inspiring leader.
“Masa-masa emas menjadi santri ini tidak akan terulang lagi, maka dari itu selagi masih menjadi santri, kalian semua harus memaksimalkan dan memanfaatkan kesempatan untuk menempa diri, menghiasi diri dengan ilmu, agar ketika kelak menjadi bagian dari masyarakat kalian dapat beramal dan mempu memberikan kemanfaatan untuk sesama,” tegas ungkap Ustaz Nanang.
Sementara itu, Mabit santri putra berlangsung pada Selasa – Rabu (24 – 25/10). Permainan outbond mulai dari estafet sarung, estafet bola, estafet koran dan perang air menjadi kegiatan pembuka keakraban sore itu. Saat senja tiba, para santri bergegas merapatkan shaf di salah satu penjuru lembah. Mereka melakukan sholat jamaah di alam terbuka.
Chief of Education Thursina IIBS Ustaz Muhammad Rajab, M.Pd.I. hadir memberikan tausyiah di hadapan para santri. Beliau berpesan, kegiatan tadabbur alam ini adalah cara untuk merenungi kebesaran Allah. Keindahan alam yang terhampar tercipta atas kehendaknya, sudah sepatutnya dengan melihat keindahan ciptaan-Nya semakin menambah rasa syukur setiap muslim. Setiap apa yang bisa dilihat, didengar dan dirasakan menjadi tanda untuk menguatkan keimanan, ketaatan dan semakin giat dalam beribadah.
“Keindahan alam yang terhampar tercipta semata-mata karena kehendak Allah SWT, dengan menyaksikan kebesaran ciptaan yang terhampar di depan mata kita di sini, hendaknya ketaatan kita juga semakin bertambah sehingga semakin giat dalam beribadah,” ungkapnya.
Kegiatan api unggun menjadi momen puncak kegiatan malam itu. Momen ini sekaligus juga menjadi penyerahan hadiah kepada pemenang permainan yang telah berlangsung. Gurihnya daging bakar menemani menghangatkan dinginnya lereng Gunung Kawi. Ba’da subuh kegiatan dilanjutkan dengan tadabbur Al-Quran di alam terbuka. Selepas sarapan pagi para santri ini ke pondok untuk melanjutkan kegiatan belajar.
Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka persiapan program pamungkas Dauroh Quran yakni ujian tahfidz. Ustaz Rajab juga berpesan agar Al-Quran yang telah dihafal dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari karena Al-Quran adalah sumber dari segala petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Tak lupa beliau kembali mengingatkan agar santri senantiasa berbakti kepada orang tua.
“Sepulang dari sini, semoga tidak hanya sekedar ajang refreshment saja, melalui tadabbur alam ini juga semakin menambah ketaqwaan kita semua serta dapat menumbuhkan kecintaan pada lingkungan,” pungkasnya mengakhiri kultumnya. (hel/lil)