Aqidatul Izzha Rahayu: Ingin Pahami Al Quran Lebih Dalam, Alumni Thursina IIBS Ambil Jurusan Tafsir di Al Azhar University, Mesir
“Sebaik-baik rencana adalah rencana Allah”
adagium ini dipegang erat oleh Aqidatul Izzha Rahayu, alumni pertama SMA Thursina International Islamic Boarding School (IIBS). Baginya tidak ada yang lebih baik dari rencana pencipta manusia. Baginya manusia memang sangat bebas menentukan apa yang diinginkan, rencana yang disusun dan ekpektasi yang diharapkan. Namun lagi-lagi kembali ke keputusan Allah yang menentukan segalanya. Saat ini Ia meneruskan studinya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
“Yang diberikan oleh Allah adalah yang terbaik versi-Nya bukan versi manusia. Karena yang lebih mengetahui adalah sang pencipta,” ujar Sasa, panggilan akrabnya memulai sesi wawancara itu.
Banyak hal yang Ia pelajari selama menjadi santri Thursina IIBS. Tidak hanya pelajaran tentang kehidupan, tapi juga tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang Muslimah yang dapat bermanfaat untuk sekitar.
Menjadi santri, menjadi hal yang diinginkan sebelumnya. Selain itu, sekolah dengan sistem asrama menjadikannya fokus belajar dan juga mendapatkan berbagai pengalaman yang berharga. Hal yang paling menantang menurutnya adalah saat mendalami bahasa arab. “Bukan perihal yang mudah saat itu untuk bisa memahami bahasa arab secara teori maupun praktek. Semuanya benar-benar dimulai dari nol,” jelasnya.
Kebiasaan berbahasa arab dan bahasa inggris di Thursina merupakan hal yang sangat dipentingkan. Semakin terbiasa berbahasa arab, maka akan semakin fasih menggunakan bahasa tersebut. Setelah menyelesaikan jenjang SMP, Sasa memutuskan untuk melanjutkan jenjang SMA nya juga di Thursina IIBS. Bukan tanpa alasan, keinginannya untuk menjadi penghafal Al Quran 30 juz semakin tinggi saat itu.
“Saat jenjang SMP saya menyelesaikan hafalan 8 juz, dan saat itu memang berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang SMA dengan harapan dapat menyelesaikan hafalan Al Quran,” ungkap mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Universitas Al Azhar, Mesir itu.
Keinginannya untuk melanjutkan ke luar negeri berawal dari keikutsertaannya dalam lomba debat bahasa arab di Qatar pada 2017 silam. Saat mengikuti lomba debat tersebut, Ia bertemu dengan banyak orang dari belahan dunia dan dapat bertukar pikiran atau sekedar berkenalan. Tidak hanya mengikuti perlombaan tersebut, Sasa dan 3 santri lainnya berhasil keluar sebagai juara dalam lomba debat internasional tersebut.
Saat ini, alumni yang menimba ilmu di negeri para nabi itu terus menjalankan mimpinya untuk mendalami tafsir. “Mempelajari tafsir Al Quran bagi saya hal yang sangat menyenangkan. Karena dengan mengerti isi Al Quran bahkan sampai ke asbabun nuzul nya, dapat menjadikan kita lebih paham pengaplikasiannya,” jelasnya. (lil)