Angkat Kearifan Lokal Kota Lumajang, Santri Thursina IIBS Raih Juara 1 Lomba Desain Kaos DTF
Prestasi kembali diraih oleh santri Thursina International Islamic Boarding School (IIBS). Talitha Shafa, santri Thursina IIBS kelas IX ini berhasil meraih juara 1 dalam Kompetisi Desain Ilustrasi Kaos Direct Transfer Film (DTF) pada ajang Yuwaraja Karya yang diadakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ryo Yuwaraja Lumajang (25/03).
Di tengah padatnya aktivitas menempuh kelas akhir, Talitha sapaan akrab santri kelas XI ini memanfaatkan waktu luang yang tersisa untuk mengikuti kompetisi. Selama kurang lebih 3 minggu, ia mengerjakan desain kaos dengan tema Kota Lumajang. Guna mempromosikan Kota Lumajang, ia memasukkan ikon-ikon yang ada di Kota Lumajang dalam desainnya, seperti pisang dan kuda atau jaran.
Bukan tanpa alasan. Kuda dalam bahasa jawa berarti Jaran. Lumajang memiliki icon Jaran Kencak yang merupakan kesenian khas Lumajang. Nama Jaran Kencak terdiri dari dua kata yaitu Jaran berarti kuda dan Kencak berarti menari-nari. Maka dari itu Jaran Kencak adalah pertunjukan kuda yang menari-nari.
Kesenian ini biasa ditampilkan pada suatu acara seperti acara mantenan atau acara pernikahan dan sunat atau acara khitan. Jaran Kencak ditampilkan diingi musik karawitan atau gamelan Jawa.
“Kesenian ini menjadi ciri khas yang hanya ada di Lumajang dan sekitarnya. Sehingga menjadi salah satu pilihan saya memasukkan dalam desain,” ucap Talitha.
Selain itu, pisang menjadi salah satu hasil komoditas dari kota ini sehingga mudah ditemukan di berbagai wilayah dan berbagai macam jenis pisang. Motivasi inilah yang menjadi sumber inspirasinya untuk memasukkan dalam desain yang dirancangnya.
“Yang saya ketahui juga, pisang menjadi pendapatan Lumajang terbesar, sehingga dua icon tersebut sangat menarik untuk ditaruh dalam sebuah desain. Bahkan Lumajang dijuluki salah satunya dengan Kota Pisang,” jelasnya.
Ia mengatakan sempat ada kendala dengan beberapa kali revisi dalam mengerjakan desain ini. Sehingga harus mengulang desainnya karena terdapat detail-detail yang kurang pas. Tak hanya itu, ia juga kerap kali mencari referensi melalui penelusuran di internet.
“Setelah melakukan beberapa kali revisi, desain saya kumpulkan dan saya presentasikan kepada juri, diluar prasangka saya keluar menjadi juara utamanya,” ungkapnya
Talitha berhasil meraih juara 1. Berkat prestasinya, ia mendapatkan penghargaan berupa piala, sertifikat, serta sejumlah uang pembinaan. Keterampilan ini sendiri diperolehnya dari mengikuti ekstrakulikuler melukis batik saat di bangku SD serta mengikuti berbagai macam lomba seperti melukis dan kaligrafi.
Ia juga berpesan kepada sesama santri Thursina IIBS untuk tetap semangat dan senantiasa memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang positif seperti mengikuti perlombaan. “Menempuh kelas akhir bukan akhir dari segalanya, kita harus tetap berprestasi dimanapun dan kapanpun” pungkasnya. (san/hel/lil)