Angkat Isu Tekhnologi Zaman Kini, Santri Thursina IIBS Raih Juara di Dai Fest 2025

Prestasi membanggakan datang dari Nur Muharrimatul Azeeza. Santri Sekolah Menengah Pertama (SMP) Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) yang memenangkan lomba dai pada event Darul Fikri Islamic Festival (Difest) di Sidoarjo. 


Menurut pembimbing santri, Ustadzah Nurul Fadhila, S.Pd mengutarakan, yang bersangkutan telah melewati proses babak penyisihan sampai babak final. “Pada tahap penyisihan berjalan secara daring, sedangkan tahap final, santri berhadapan langsung dengan juri di panggung Difest, prosesnya luring,” tuturnya. Berdasarkan pengamatan Ustadzah Fadhila, proses yang dialami Ananda Nur Muharrimatul Azeeza, atau biasa dipanggil Zizi cukup panjang. 


 


Pertama, ia mengikuti proses seleksi yang berjalan di internal Thursina IIBS. Zizi bersama sembilan santri lainnya, yang memiliki bakat dan minat dalam bidang dai, berkumpul dan berlatih. “Kami berkumpul di musala dan mereka kami berikan naskah untuk berpidato. Beberapa hari kemudian bertemu kembali sampai akhirnya terpilih tiga santri,” sebut Ustadzah Fadhila. Selama babak penyisihan Difest, santri diminta membuat video dalam bentuk drive ke panitia. 


Video juga diunggah ke akun Instagram masing-masing, berdurasi sekitar 5-7 menit. Tercatat, ada 38-40 peserta terdaftar. Semuanya melewati seleksi untuk masuk sepuluh besar. Ananda Zizi lolos dan berhak ikut ke tahapan selanjutnya. Ustadzah Fadhila menilai, Zizi memiliki ketekunan yang luar biasa.  Hal itu terlihat selama proses Latihan. Saran-saran pembimbing diikuti dengan baik, Ikhtiar terus dilakukan, persiapan batiniah juga diterapkan. Zizi berupaya  tampil memukau. 


Tidak menyangka, hal itu membuahkan hasil. Ia terpilih sebagai juara tiga dalam bidang dai Difest. “Meskipun malam, badan udah capek, dan ngantuk, Ananda selalu datang, tidak pernah bolos. Apalagi harus menghafal teks, dikasih amalan-pun tetap dipraktekkan. Doa dari orang-orang sekitar juga membantu,” imbuhnya. Berkaitan dengan tema, Zizi fokus menyampaikan tentang "Menjadi Generasi Emas, Taklukkan Tantangan di Era Digital". 


Alasan judul itu dipilih karena teknologi sekarang menjadi ujian bagi generasi muda. Disitu, Zizi mengajak kepada pendengar, bagaimana caranya mengendalikan diri sendiri agar bisa tumbuh jadi generasi emas yang berkualitas.  Menurut Ustadzah Fadhila, ada pelajaran berharga dari perlombaan. Pertama, niat untuk syiar. Apapun hasil yang diperoleh, yang paling penting adalah menyebarkan kebaikan. Kedua, tampil di depan panggung, menang melawan diri sendiri dari rasa takut dan grogi di depan orang banyak, sudah sangat luar biasa. 


Dari situ, santri belajar meninggikan jam terbang. “Jam terbang menjadi penting untuk mempersiapkan diri santri di perlombaan yang lain. Hasil itu bonus, tidak perlu menjadi beban untuk menang,” tutupnya. (sls/lil)

Share this post